SURABAYA - Generasi muda bisa menjadi agen perubahan di masa pandemi Covid-19. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah menulis puisi yang berisi pesan dan makna tentang pentingnya 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Pesan ini disampaikan Duta Baca Jawa Timur, Heraldha Savira saat memberi sambutan pelatihan penulisan puisi bertema “Azimat 3M Melawan Covid-19”. Kegiatan lewat Zoom Meeting ini diselenggarakan Akatara Jurnalis Sahabat Anak (JSA) bersama UNICEF Indonesia serta Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda).
Baca Juga: Roko Molas Poco Menjadi Simbol Kesetaraan Gender Masyarakat NTT
“Anak muda itu adalah agen perubahan. Puisi yang kita tulis berisi pesan 3M akan dibaca masyarakat luas. Melalui media sosial, pesan akan sampai ke daerah terpencil sekalipun,” kata Heraldha Savira di hadapan ratusan peserta pelatihan, Sabtu (4/9/2021).
Ia menambahkan, informasi yang benar tentang Covid-19 harus disampaikan oleh generasi muda.
“Hoax tentang Covid-19 ini banyak sekali tersebar. Generasi muda harus turut memeranginya dengan menyebar informasi yang benar. Salah satunya bisa melalui puisi,” tegas perempuan kelahiran 1995 yang biasa dipanggil Sasa ini.
Kepala Perwakilan UNICEF Surabaya, Ermi Ndoen dalam sambutannya menjelaskan, kegiatan secara virtual ini salah satu upaya tetap kreatif di masa pandemi.
“Jangan sampai ruang gerak kita tertutup gara-gara pandemi. Menulis puisi adalah hal yang membuat kita abadi,” ujar Ermi Ndoen.
Ia pun mengutip salah satu kalimat dari sastrawan Pramoedya Ananta Toer.
“Dalam salah satu bukunya, ada dialog orang tua dengan anaknya. ‘Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari,” ucap Ermi Ndoen mengutip Pramoedya dalam bukunya yang berjudul “Anak Semua Bangsa”.
“Jadi menulis itu tidak hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan. Maka, 3M juga bisa dimaknai menulis, menulis dan menulis,” imbuh dia.
Dalam pelatihan ini, menghadirkan tiga narasumber. Yaitu Dr. dr. M. Athoillah Isfandi M.Kes (ahli epidemologi Universitas Airlangga), Niswa Hikmah (pemenang Sayembara Penyair Muda Terbaik Sidoarjo 2021), serta Nurmutiara Lintang Sari (juara 1 lomba baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Nasional).
Baca Juga: Lomba Cipta Puisi "Tentang TIM" Inilah Pemenangnya
Athoillah memberi materi tentang bahaya Covid-19. Ia menjelaskan cara penularan hingga mengantisipasi virus tersebut.
“Virus ini sumbernya itu dari teman sendiri yang terjangkit. Makanya itulah 3M sangat penting. Virus ini tidak terbang terus. Namun disemburkan melalui ludah. Nah, itulah perlu memakai masker,” tegas dia.
Dilanjutkan, menjaga jarak penting karena saat berbicara jangkauan droplet (air ludah) bisa mengenai tubuh.
“Kalau hanya bicara, jaga jarak 2 meter.Tapi kalau batuk, itu bisa sampai 6 meter,” ungkap Athoillah.
Cuci tangan juga tak kalah penting untuk membunuh virus yang sudah menempel di tangan. Mencuci tangan tidak hanya menggunakan air, tapi harus memakai sabun.
“Azimat 3M ini tidak hanya dihafal, tapi juga wajib dilakukan agar kita terhindar virus Covid-19,” Athoillah mengingatkan.
Baca Juga: Pagelaran Baca Puisi, Sejumlah Tokoh Unjuk Kebolehan
Sementara itu, pembicara Niswa Hikmah menyampaikan materi cara menulis puisi. Sedangkan materi cara membaca puisi disampaikan Nurmutiara Lintang Sari.
“Puisi selalu bisa dinikmati oleh masyarakat, termasuk pesan 3M yang bisa mengubah prilaku di masyarakat,” jelasnya.
Setelah selesai menjalani pelatihan, para peserta bisa mengikuti Sayembara Cipta dan Baca Puisi bertema “Azimat 3M melawan Covid-19”. Juga akan diajak dalam puncak acara Malam Padang Bulan, pada 25 September 2021.(*)
Editor : Fudai