Pekalongan, wb - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengarahkan pedagang oleh-oleh, seperti pedagang batik Pekalongan agar memanfaatkan pemasaran secara daring atau online. Hal itu bertujuan agar mereka tetap bisa berjualan dengan lancar, di tengah larangan mudik Lebaran 2021.
Baca Juga: Ban Kiri Belakang Pecah, Pickup Muatan 3 Motor Terbalik di Tol Tandes
Baca Juga: Jaga Warisan Leluhur Jelang Puasa, di Boyolali Helat Tradisi Padusan
“Kalau kemudian jualan biasanya di tempat tertentu, kok sepi, pengunjungnya enggak ada. Ada ruang yang ramai banget. Itu namanya ruang digital. Itu ramai banget,” kata Ganjar, ditemui usai mengisi acara di TVKU, Senin (10/5/2021) petang.
Ganjar menuturkan, ruang digital yang dimaksud di antaranya memanfaatkan marketplace atau sebuah website aplikasi online, yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Tentu, marketplace itu termasuk unicorn atau startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS. Tidak sedikit UMKM Jateng yang memanfaatkan pemasaran daring itu berhasil meraih peningkatan penjualan.
“Jadi artinya, ada banyak cara berikhtiar mencari rezeki dari kondisi sulit itu, ada dunia lain, dunia digital. Masuklah ke sana (pasar online),” imbuhnya.
Menurut Ketua Ikatan Pedagang Pasar Grosir Batik Setono (Ipaseno) Rozakon, para pedagang kerajinan batik di pasar tersebut sudah memang memaksimalkan pemasaran online, seiring adanya larangan mudik.
“Sudah (pemasaran ) online. Jadi lumayan ketolong ada online itu,” kata Rozakon ditemui di Pasar Grosir Batik Setono Pekalongan, akhir pekan lalu.
Dia mengakui, saat musim mudik seperti sekarang, biasanya ramai. Tapi, adanya larangan mudik mengakibatkan penurunan kunjungan hingga 50 persen. Rozakon menuturkan, para pedagang batik di Setono hampir 80 persen telah memaksimalkan pasar online masing-masing.
Baca Juga: PJ Bupati Jepara Edy Supriyanta Minta Tak Main-main dengan Dana Desa
Seperti melalui WhatsApp (WA), beragam media sosial lainnya, serta melalui aplikasi jual beli (marketplace).
“Yang pernah ke sini (Pasar Grosir Batik Setono) ada yang minta gambar melalui WA, terus kirim-kirim barang,” ucapnya.
Para pedagang juga pernah melebarkan sayap dengan mendirikan tempat pemasaran di sejumlah kota, terutama di daerah perkotaan. Dia merincikan total pedagang di Pasar Grosir Batik Setono sekitar 400 orang, dan jumlah kios yang aktif juga 400 unit.
Seorang pedagang batik di Setono, Umi Hanik mengatakan, saat mudik biasanya ramai pemudik. Namun dalam pandemi ini, pihaknya terkena dampak. Adapun upaya bertahannya yakni tetap berjualan dengan memanfaatkan aplikasi WA untuk menawarkan barang batik.
“Melalui WA, sangat membantu penjualan. Yang bantu itu,” ucap pemilik batik merek Salma ini.
Baca Juga: Tambah Top Saja, PPDI Minta Ganjar Jadi Pembina
Medsos Instagram pun ia manfaatkan dengan baik. Sejumlah pelanggannya, seperti dari Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan luar Jawa ada yang berinteraksi membeli batik melalui medsos.
“Untuk perkembangan zaman, iya, penjualan online membantu,” pungkasnya.
Baca Juga: Pelaku Kekerasan Terhadap Nurhadi, Wartawan Tempo, Pastikan Masuk Penjara
(SB)
Editor : Fudai