SURABAYA – Surabaya World Choral Festival (SWCF) 2025 resmi bergulir di Balai Pemuda Surabaya, menghadirkan lebih dari 1.500 peserta dari empat negara dan 12 provinsi di Indonesia.
Gelaran internasional yang berlangsung 12–15 November 2025 ini kembali menegaskan posisi Surabaya sebagai panggung seni dunia yang ramah dan hidup. Setelah sukses perdana pada 2024, SWCF kini kembali dengan skala yang lebih besar dan energi yang lebih kuat.
Baca Juga: Bachtiar Rifa’i : Kesejahteraan Rakyat Harus Hadir di Setiap Rupiah APBD 2026 Kota Surabaya
Pelindung Kegiatan SWCF 2025, Herlina Harsono Njoto, menyambut hangat kedatangan seluruh peserta di Kota Pahlawan.
“Kami membuka pintu Surabaya selebar-lebarnya. Nikmatilah setiap sudut kota ini dan rasakan keramahan warganya,” tutur Herlina.
Legislator dari Partai Demokrat Surabaya itu menjelaskan, keberlanjutan festival ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara Pemkot Surabaya dan komunitas seni. Herlina secara khusus memberikan apresiasi kepada Wali Kota Eri Cahyadi, Disbudporapar, serta dinas-dinas yang terlibat dalam memastikan kesiapan festival.
“Apresiasi untuk Bapak Eri Cahyadi dan seluruh perangkat daerah yang telah bekerja luar biasa sehingga SWCF bisa terlaksana maksimal untuk tahun kedua,” imbuhnya.
Herlina juga memuji peran Bandung Choral Society dan kepemimpinan Tommyanto Kandisaputra yang membawa festival ini naik kelas dan semakin dikenal internasional.
“Kami berterima kasih atas sinergi yang terbangun dalam menghadirkan acara berskala dunia ini,” terangnya.
Lebih jauh, Herlina mengatakan SWCF bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang pertemuan budaya yang mempersatukan manusia lewat bahasa universal: musik.
“Festival ini menjadi jembatan yang menghubungkan banyak bangsa. Surabaya menghadirkan atmosfer yang membuat peserta merasa pulang, bukan sekadar datang untuk bertanding,” katanya.
Baca Juga: Enny Minarsih: Hari Ayah Saat Yang Tepat Menambah Semangat Cinta Keluarga
Direktur Artistik SWCF 2025, Tommyanto Kandisaputra, menyampaikan bahwa tahun ini festival diikuti oleh 29 kelompok paduan suara dan 48 penampil solo dari 11 provinsi serta Malaysia, Taiwan, Inggris, dan Amerika Serikat.
“Keberagaman ini memperkaya SWCF. Harmoni tercipta ketika kita saling mendengar dan belajar,” ungkapnya.
Selain kompetisi, SWCF juga diperkaya program edukatif seperti workshop, choir clinic, dan pertukaran budaya—sebuah wadah tumbuh bagi musisi muda Indonesia untuk menembus panggung global.
“Kami ingin SWCF melahirkan generasi penyanyi Indonesia yang percaya diri dan siap tampil di dunia internasional,” kata Tommyanto.
Peserta tidak hanya tampil di gedung legendaris Balai Pemuda, tetapi juga menikmati pengalaman wisata kota yang memadukan sejarah, seni, dan kuliner khas.
Baca Juga: DPRD Surabaya Pastikan Warga Surat Ijo Tetap Berhak Urus Administrasi Kependudukan
“Surabaya menawarkan panggung seni yang indah sekaligus pengalaman kota yang unik, perpaduan arsitektur modern dan kota tua,” jelas Herlina.
Salah satu agenda paling dinantikan adalah konser spesial “Illuminare”, menampilkan karya Elaine Hagenberg oleh Studio Cantorum Surabaya bersama orkestra. Konser ini menggambarkan perjalanan manusia dari gelap menuju terang,simbol harapan dan kedamaian.
“Melalui harmoni paduan suara dan orkestra, ‘Illuminare’ menghadirkan cahaya yang menyentuh jiwa,” demikian Herlina.
Dengan penyelenggaraan yang semakin matang dan partisipasi internasional yang kian meluas, SWCF 2025 meneguhkan Surabaya sebagai salah satu pusat seni paduan suara terkemuka di Asia. Herlina berharap festival ini terus tumbuh menjadi ruang kolaborasi yang mempererat persahabatan lintas negara.
“Mari rayakan keindahan seni bernyanyi, mempromosikan persatuan, dan menjunjung keunggulan artistik melalui harmoni suara,” pungkasnya. (Rda)
Editor : rudi