Cak YeBe: Ketika Merah Putih Direbut, Bukan Diberi, Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Majapahit

Cak YeBe (Kanan) Saat Mengikuti Teatrikal Perobekan bendera (Doc.YeBe)
Cak YeBe (Kanan) Saat Mengikuti Teatrikal Perobekan bendera (Doc.YeBe)

SURABAYA – Dalam nuansa haru yang membalut sejarah, Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, turut ambil bagian dalam pertunjukan teatrikal yang menggugah jiwa di Hotel Majapahit, minggu (21/09),lokasi sakral perobekan bendera penjajah yang dulunya dikenal dengan Nama hotel Yamato, simbol keberanian arek-arek Suroboyo pada waktu itu .

Di tengah suasana yang sarat makna, Cak Yebe (sapaan Akrabnya) menyuarakan pidato penuh semangat dan renungan mendalam:

Baca Juga: Api Juang Tak Pernah Padam: Cak YeBe dan Spirit Arek Suroboyo Menuju Indonesia Emas 2045

“Di tempat yang penuh sejarah ini, kami menundukkan kepala bukan karena kalah, Tapi untuk mengenang mereka yang telah berpulang dalam kemuliaan perjuangan. Jadikan darah mereka pelita yang menuntun generasi kami ke jalan kebaikan.”

Pidato tersebut menggema, menghidupkan kembali bara semangat perjuangan. Dengan lantang

Baca Juga: Gerindra Surabaya Panaskan Mesin Politik di Trawas, Rancang Strategi Menang Pemilu 2029

“Kami bersumpah, mereka akan selalu hidup di Surabaya. Surabaya bukan sekadar kelahiran, tapi keberanian yang tak bisa dibeli. Dari berbagai suku dan keyakinan, kami bersatu. Bergerak tanpa perintah, melawan demi satu nama: Indonesia!”

Dalam teatrikal itu, Cak YeBe tak sekadar menjadi penonton sejarah, tapi aktor yang menyulut kembali api patriotisme di tengah generasi muda. Ia menutup dengan doa penuh harap:

Baca Juga: Maknai Hari Sumpah Pemuda,Cak Yebe Dorong Gen Z Surabaya Jadi Pionir Inovasi, Modale Wani Tok

“Berkahilah Surabaya, berkahilah Indonesia. Satukan kami dalam kasih dan persaudaraan. Kuatkan kami dalam cinta dan tujuan. Agar Merah putih bendera ini tak hanya berkibar di tiang, Tapi juga dalam gagah setiap insan.”

Momen ini bukan hanya peringatan, tetapi pernyataan: bahwa jiwa Surabaya adalah jiwa yang tak sudi diinjak, karena Ia dilahirkan untuk merdeka. (Rda) 

Editor : rudi