Cak Munir: Bismillah, Untuk PWI Bersatu Kembali, Saya Siap

Jakarta - Akhmad Munir, Direktur Utama (Dirut) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menyatakan siap maju dalam kontestasi menuju kursi Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (Ketum PWI) Pusat periode 2025-2030.

“Bismillah, saya maju untuk membawa PWI kembali bersatu, dengan melakukan rekonsiliasi," ujar pria yang akrap disapa Cak Munir, Jumat (01/08/2025) pagi.

Baca Juga: HUT ke-66 PP Surabaya: Pentas Ludruk Jadi Media Edukasi dan Rebranding Organisasi Masyarakat

Cak Munir menyatakan ingin menjadikan PWI sebagai komunitas yang berwibawa dengan harapan baru, membawa secara cepat adaptasi PWI menuju digitalisasi.

Dengan semangat pemersatukan, Cak Munir optimis bisa membawa kebaikan untuk PWI ke depan.

Sebagai bentuk keseriusannya ikut dalam ‘kongres persatuan’ yang digelar akhir Agustus 2025 mendatang, Cak Munir mulai intensif melakukan komunikasi dengan berbagai pihak.

Semua ini dilakukan untuk meminta masukan, nasehat kepada para wartawan senior, dan menambah jaringan serta masukan-masukan dari daerah.

“Berbagai masukan dan saran dari daerah-daerah seluruh Indonesia nantinya bisa dijadikan bekal demi kemajuan PWI ke depan,” ujar mantan Ketua PWI Jatim dua periode ini.

Selain itu, Cak Munir juga berdiskusi secara daring dengan para wartawan senior di berbagai provinsi, untuk mendapatkan masukan-masukan serta saran, untuk PWI ke depan lebih baik.

Apalagi, Cak Munir sangat memiliki darah PWI. Pasalnya, Cak Munir telah bergabung dalam PWI sejak mengawali karier sebagai wartawan.

Cak Munir juga menyampaikan alasan kuat untuk berkontestasi, yakni demi mengembalikan muruah dan martabat PWI sebagai organisasi pers terbesar di Indonesia.

"Darah saya PWI, sepanjang karier jadi wartawan sejak 1991 sampai sekarang (tahun 2025) menjadi pengurus PWI," ucap Cak Munir.

Baca Juga: Manajemen Kopi Kenangan Buka Ruang Kolaborasi Pengelolaan Parkir

Seperti diberitakan sebelumnya, menjelang ‘Kongres Persatuan’, sejumlah nama muncul. Tercatat ada tujuh nama yang dinilai layak untuk memimpin organisasi kewartawanan tertua dan terbesar di Indonesia.

Selain nama Akhmad Munir, juga muncul Atal Sembiring Depari (Ketum PWI Pusat periode 2018-2023), Hendry Ch Bangun (Ketum PWI Pusat hasil Kongres Bandung 2023), dan Zulmansyah Sekedang (Ketum PWI Pusat versi KLB).

Sementara, Teguh Santosa, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Pusat. Teguh Santoso pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Luar Negeri PWI periode 2013–2018 dan menjadi anggota Dewan Kehormatan (DK) dari 2018 hingga 2020.

Ada juga nama Johnny Hardjojo yang masuk dalam bursa kandidat Ketum PWI Pusat. Johnny lahir di Jakarta pada 14 Maret 1959 dan memulai karier jurnalistiknya sejak akhir 1970-an di PT Metro Pos Jakarta.

Johnny pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Pertahanan PWI Pusat (2003–2008), Anggota Dewan Penasihat PWI Pusat (2008–2013), dan saat ini menjadi Ketua Dewan Penasihat PWI Jaya (2024–2029) serta Ketua Dewan Kehormatan Forum Pemred Media Siber Indonesia. Nama lain ada Ketua PWI Depok, Rusdy Nurdiansyah.

Baca Juga: FPK Jatim Bareng FPK Pasuruan Komitmen Memperkuat Sinergi Dalam Pembauran Kebangsaan

Informasi lain menyebut, meski sudah tercatat tujuh kandidat, bukan tidak mungkin akan muncul sosok kandidat lain. Yang terbaru, muncul nama Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim, yang dinilai mampu menjadi penengah.

Menurut wartawan senior Sholahuddin, pihaknya meyakini, tokoh seperti Ahmad Munir atau Lutfil Hakim bisa menjadi bagian dari jalan tengah tersebut.

“Beliau-beliau ini memiliki kapasitas kepemimpinan, integritas, dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk membawa PWI ke depan,” kata mantan wartawan Jawa Pos ini.

Menurut Hud, panggilan akrab Sholahuddin, tentu saja, proses pemilihan di Kongres Persatuan PWI itu masih dinamis.

Namun, tambah Hud, dengan semakin kencangnya tarik-menarik di antara kubu-kubu yang ada, opsi untuk mencari figur penengah dari luar lingkaran konflik utama tampaknya bisa menjadi pertimbangan serius bagi para pemangku kepentingan di PWI.(lik)

Editor : Natasya