Perizinan Lambat, Ekonomi Tersendat Bulek Desak Pemkot Diminta Bergerak Cepat!

Bulek anggota komisi b DPRD Surabaya (doc. Rudi)
Bulek anggota komisi b DPRD Surabaya (doc. Rudi)

SURABAYA – Proses perizinan yang berbelit dan lambat kembali menjadi sorotan, Budi Leksono, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, menegaskan, lambannya proses perizinan telah menjadi "penghambat utama" pertumbuhan ekonomi, investasi, dan pembangunan daerah.

“Ini masalah serius. Bukan hanya pengusaha yang dirugikan, tapi juga masyarakat luas,” tegas Bulek (sapaan akrabnya) pada warta Artik.id Selasa (15/07).

Baca Juga: Bulek Sebut Surabaya Butuh Kepastian Investasi Bukan Intervensi Menyimpang

Politisi Partai PDI Perjuangan itu menambahkan akar masalah keterlambatan perizinan berasal dari regulasi yang tumpang tindih, lemahnya koordinasi antarinstansi, kurangnya sumber daya, serta praktik birokrasi yang tidak efisien dan minim transparansi.

 Hal ini berdampak langsung pada turunnya minat investasi, tertundanya proyek pembangunan, hingga hilangnya potensi pendapatan daerah.

Baca Juga: Ketua PANSUS LKPJ Wali Kota Budi Leksono Bahas Evaluasi Aset dan Transparansi Keuangan Tiga Lembaga

Bulek mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis, mulai dari: Penyederhanaan regulasi, Perbaikan koordinasi antar instansi, Penguatan kapasitas SDM dan infrastruktur teknologi, Penerapan sistem perizinan online serta Keterlibatan aktif dari RT, RW, kelurahan, kecamatan, hingga organisasi kepemudaan

bener artik

“Perizinan harus cepat, efisien, dan transparan. Libatkan semua lapisan masyarakat agar proses ini tidak hanya adil, tapi juga dipercaya,” ungkapnya.

Baca Juga: Klarifikasi dan Permintaan Maaf atas Pengusiran Wartawan dalam Rapat Komisi B DPRD Surabaya

Tak hanya pelaku usaha, masyarakat pun kerap dibuat frustrasi oleh lambatnya pengurusan izin yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Ketidakpastian dan kurangnya informasi menjadi sumber utama kekecewaan publik.

"Dengan reformasi menyeluruh, diharapkan perizinan di Surabaya dan Indonesia secara umum dapat menjadi lebih ramah, terbuka, dan mendukung iklim investasi yang sehat," Pungkas bulek. (Rda)

Editor : Fudai