Tanggapi Kericuhan Sidang di Komisi B DPRD Surabaya, PT SIER Jelaskan Alasan Ketidakhadiran

Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung (FOTO: fuday)
Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung (FOTO: fuday)

SURABAYA | ARTIK.ID - Menanggapi kericuhan yang terjadi di ruang sidang Komisi B DPRD Kota Surabaya karena ketidakhadiran Direktur PT SIER, Direktur Pemasaran dan Pengembangan PT SIER, Silvester Budi Agung, memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono, tidak hadir bukan karena keengganan, tetapi karena kesibukan dan jadwal yang padat.

"Ke depan nanti beliau pasti hadir. Saat ini, beliau memang sangat sibuk, jadi mohon dimaklumi. Saya tiba-tiba ditunjuk untuk mewakili beliau," ujar Silvester.

Baca Juga: Fraksi partai Gerindra DPRD kota Surabaya :Dukung Ekonomi Kreatif tingkatkan daya saing masyarakat.

Silvester menjelaskan bahwa sebelumnya Ditrektur Utama PT SIER Didik Prasetiyono sempat hadir dalam rapat DPRD. 

Pilihan Redaksi:

Menanggapi pernyataan Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Reni Astuti, yang menyebutkan bahwa PT SIER belum menyetorkan dividen selama enam bulan, Silvester menyangkal hal tersebut.

Baca Juga: Rapat Paripurna DPRD Kota Surabaya Meminta Hasil Audit YKP

"Kami sudah menyetorkan dividen pada bulan Juli lalu. Sesuai aturan, kami maksimal menyetorkan satu bulan setelah RUPS, yakni pada tanggal 28 Juni. Jadi, pada tanggal 28 Juli, dividen sudah disetorkan karena jika tidak, kami akan dikenakan denda dari pemegang saham lainnya," jelas Silvester.

Ia menambahkan bahwa pada bulan Juli, PT SIER telah menyetorkan dividen sebesar 16, sekian miliar rupiah, yang menunjukkan peningkatan signifikan. 

Mengenai proyeksi tahun 2025 yang terlihat menurun, Silvester menjelaskan bahwa sebenarnya proyeksi tersebut sejalan dengan proyeksi tahun ini, namun karena tahun ini dividen digenjot sangat tinggi, maka terlihat menurun.

Baca Juga: Pimpinan DPRD Kota Surabaya Resmi Mengambil Sumpah, Komisi akan Dibentuk Sesuai Kesepakatan

"Secara tren, dari tahun 2021, ada kenaikan di atas 10 persen. Jadi, jika dibandingkan dengan tahun ini, memang terlihat menurun karena dividen tahun ini sangat tinggi," ungkapnya.

Silvester menambahkan bahwa target dividen sebesar 13 miliar rupiah telah direalisasikan pada bulan Juli dengan nilai 16 miliar rupiah, dan untuk tahun 2025 direncanakan sekitar 14 miliar atau lebih. (diy)

Editor : Fudai