SORONG | ARTIK.ID - Seorang balita berusia 3 tahun di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, tewas dalam tragedi kebakaran rumah kontrakan akibat selang gas LPG bocor. Delapan orang penghuni kontrakan lainnya turut mengalami luka-luka.
Insiden tersebut terjadi di rumah kontrakan berlantai dua di Jalan RA Kartini, Kompleks Posyandu, Kelurahan Rufei, Kota Sorong, Rabu (29/5) sekitar pukul 20.30 WIT. Para korban sempat dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Jakarta Pusat Optimis Juarai Kompetisi Ketangkasan Pemadam Kebakaran di JFFC 2024
"Informasinya akibat dari selang (gas) bocor," kata Kapolresta Sorong Kota Kombes Happy Perdana Yudianto kepada Awak Media, Jumat (31/5).
Tetangga korban bernama Basreyati mengatakan, total ada 9 orang korban dalam insiden kebakaran itu. Mereka dievakuasi ke dua rumah sakit berbeda, yakni RSUD Sele Be Solu dan RSUD Dr. J.P Wanane Km 22, Kabupaten Sorong. Dari 9 korban, 1 orang yang merupakan balita dinyatakan meninggal dunia.
"Satu orang meninggal dunia anak usia 3 tahun. Satu korban tidak terlalu parah, sudah pulang," ungkap Basreyati.
Rumah kontrakan tersebut diketahui milik pria bernama H. Darwis. Basreyati menyebut polisi sudah melakukan pemeriksaan dan membawa tabung gas yang diduga pemicu kebakaran dari lokasi.
Baca Juga: Kunker ke Sorong, Wapres Ma’ruf Amin Tinjau Perkembangan Pembangunan dan Serahkan Beasiswa
"Tadi malam (Rabu) polisi sudah datang dan bawa tabung gasnya. Ini kontrakan milik H. Darwis. Korban ini baru kos (ngontrak) juga sekitar 1 bulan lebih lah," ucapnya.
Warga sempat mendengar ledakan sebelum kontrakan itu terbakar. Penghuni kontrakan pun sempat dibuat histeris dan berlari keluar dari rumah.
"Itu mula-mula kita kira guntur toh, meledak begitu. Tapi ketika keluar dari rumah saya kira plafon roboh karena anak-anak lari keluar (rumah) menangis. Jadi saya keluar, begini api juga keluar dari rumah korban," kata Basreyati.
Baca Juga: Kebakaran Melanda Gudang Obat di Cengkareng, Saksi Bilang Korsleting Listrik
Dia lalu meminta pertolongan warga lain untuk bergotong-royong memadamkan api menggunakan air dan pasir. Dia mengaku ada 9 korban yang mengalami luka bakar yang di antaranya 4 orang dewasa dan 5 anak-anak.
"Saya juga lari berteriak minta tolong lalu orang-orang datang padamkan api pakai pasir dan air juga di dalam itu. Api itu padam cepat juga, tidak sampai 2 jam karena banyak orang," ungkapnya.
"Ada orang di dalam (rumah), mereka di dalam ini ada 3 keluarga yaitu ada 9 orang. 4 orang dewasa dan 5 anak kecil," ungkapnya. (ark)
Editor : Amatus Rahakbauw