JEMBRANA | ARTIK.ID - Cuaca ekstrem yang melanda Selat Bali menyebabkan antrian kendaraan hingga mencapai dua kilometer di Pelabuhan Gilimanuk, Minggu (26/5/2024) malam. Kendaraan yang akan keluar Bali harus menunggu lebih dari tiga jam untuk menyeberang, akibat dari buruknya kondisi cuaca yang menghambat operasional pelabuhan.
Antrean panjang ini mulai terjadi sejak Minggu sore, dengan truk dan bus mendominasi jalur utama Denpasar-Gilimanuk menuju Pelabuhan Gilimanuk. Ekor antrean kendaraan mencapai simpang tiga Cekik, sekitar dua kilometer dari pelabuhan. Sementara itu, kendaraan kecil memilih menggunakan jalur alternatif melalui gang-gang di tengah pemukiman warga, mirip dengan kondisi arus mudik saat hari raya.
Baca Juga: Pertama di Bali, Jembrana dapat Mesin Pengolah Sampah Menjadi RDF
Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Pelabuhan Gilimanuk, I Made Ria Fran Dharma Yudha, menjelaskan bahwa antrean panjang ini disebabkan oleh cuaca buruk di Selat Bali. "Cuaca buruk di Selat Bali menyebabkan arus bawah laut yang deras dan kuat," ujarnya.
Kondisi terparah terjadi di Pelabuhan Ketapang, di mana kapal-kapal mengalami kesulitan untuk bersandar dan melakukan bongkar muat. "Karena kapal sulit bongkar muat di Pelabuhan Ketapang, terjadi kekosongan aktivitas di dermaga Pelabuhan Gilimanuk sekitar 30 hingga 45 menit," tambahnya.
Baca Juga: Pemkab Jembrana Gelar Upacara Peringati Hari Lahir Pancasila
Cuaca di Pelabuhan Gilimanuk sendiri juga tidak bersahabat, dengan kecepatan angin mencapai 15-20 knot dan arus laut mengarah ke selatan dengan gelombang setinggi 1,5 hingga 2 meter. Made Ria Fran Dharma Yudha menegaskan bahwa antrean yang terjadi bisa segera terurai setelah kondisi cuaca kembali normal dan kapal bisa melakukan bongkar muat dengan lancar.
"Kondisi cuaca di Selat Bali selama beberapa hari ini memang tidak baik. Arus bawah laut yang sangat kuat membuat penyeberangan terganggu," jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa pihaknya sudah memberikan imbauan kepada pengguna jasa penyeberangan untuk selalu mematuhi ketentuan dan arahan petugas selama penyeberangan.
Baca Juga: Tingkatkan Kompetensi, Peserta Pelatihan Kerja Jembrana Dilatih Berbahasa Jepang
Pengelola kapal juga diingatkan untuk selalu mematuhi standar operasional guna memastikan keselamatan pelayaran. "Pihak pengelola kapal kami tekankan untuk selalu mematuhi standar operasional untuk keselamatan pelayaran," tegasnya.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak yang terlibat dalam operasional pelabuhan untuk selalu siap menghadapi kondisi cuaca ekstrem dan memastikan keselamatan serta kelancaran penyeberangan di Selat Bali.(*)
Editor : LANI