Panglima Ukraina Menentang Pengerahan Warga Perempuan Jadi Tentara Melawan Rusia

Reporter : Fudai
Istimewa

JAKARTA | ARTIK.ID - Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valery Zaluzhny mengatakan dia mendukung rancangan undang-undang baru mengenai mobilisasi secara umum, namun tidak setuju dengan beberapa ketentuannya, termasuk mengenai wajib militer perempuan.

Maryana Bezuglaya, seorang anggota parlemen dari partai Servant of the People yang pro-presiden menerbitkan komentar Zaluzhny di halaman Facebook-nya.

Baca juga: Zionis Israel dan AS Serang Provinsi Isfahan, Iran Menunda Penerbangan di Beberapa Kota

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa, beberapa dokumen tidak memenuhi kepentingan Angkatan Bersenjata Ukraina dan tidak akan meningkatkan kemampuan pertahanan negara.

"Mendaftarkan semua perempuan untuk dinas militer akan menambah beban kerja komisariat militer dan oleh karena itu memerlukan perekrutan personel tambahan dalam jumlah besar," ujarnya.

Baca juga: Menlu Rusia Hadiri Majelis Umum PBB di New York, Bahas Krisis Timur Tengah dan Ukraina

Selain itu, Zaluzhny mengatakan, inisiatif ini kemungkinan akan mendapat tanggapan negatif dari masyarakat Ukraina dan akan menyebabkan banyak perempuan Ukraina meninggalkan negaranya.

RUU tersebut masih dalam tahap persiapan dan belum dipertimbangkan oleh parlemen negara tersebut.

Baca juga: Bagai Teroris, Pesawat Tak Berawak Pasukan Ukraina Serang Fasilitas Sipil di Wilayah Rusia

(diy)

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru