Google Dikecam Karyawannya Karena Mendukung Israel dalam Proyek Nimbus

Reporter : Fudai

JAKARTA | ARTIK.ID - Di depan gedung Google di San Francisco, AS, ratusan orang melakukan aksi protes terhadap keterlibatan Google dengan Israel dalam Proyek Nimbus, Sabtu (16/12)

Proyek ini adalah sebuah kesepakatan senilai USD1,2 miliar yang dimulai sejak tahun 2021 untuk memberikan layanan cloud kepada Israel.

Baca juga: Demi Lindungi Israel, AS Berencana Menyerang Langsung Militer Houthi di Yaman

Para demonstran mengecam Google sebagai pendukung genosida dan apartheid dengan berbaring di atas kertas yang bertuliskan "Genosida" dengan huruf warna-warni ala Google.

"Kita akan mendengarkan suara penolakan dari beberapa pekerja Google yang berani dan menolak untuk ikut serta. Sungguh memalukan jika perusahaan mendapat untung dari genosida," ujar seorang demonstran, seperti dikutip dari Anadolu.

Sementara itu, demonstran lain yang juga pekerja Google dan anggota Sosialis Demokrat Amerika, menyatakan, dirinya di sini untuk mendukung penghentian teknologi untuk apartheid.

Baca juga: Google Tunda Peluncuran AI Gemini Karena Belum Bisa Tangani Bahasa Selain Ingris

"Saya di sini untuk mengecam sistem apartheid Israel yang mengancam hak-hak dan nyawa rakyat Palestina, sebuah sistem yang didanai oleh majikan saya melalui kiprahnya dalam Proyek Nimbus," ungkapnya.

Para demonstran juga membawa bendera Palestina dan berteriak sambil mengibarkan spanduk yang bertuliskan "Hentikan Proyek Nimbus, Jangan Jahat, Jangan Bantu Genosida, Tidak Ada Teknologi untuk Genosida dan Tidak Ada Teknologi untuk Apartheid".

Sementara itu, seorang pejabat Google mengklaim bahwa proyek tersebut hanya akan digunakan oleh Israel untuk sektor keuangan, kesehatan, transportasi dan pendidikan, dan tidak berkaitan dengan aktivitas militer negara tersebut.

Baca juga: Google Tunda Peluncuran AI Gemini Karena Belum Bisa Tangani Bahasa Selain Ingris

Sebelumnya, Google dilaporkan melakukan intimidasi terhadap beberapa karyawan yang menolak proyek tersebut.

(ara)

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru