Mengenal lebih Dekat Sosok I Wayan Sadra, SH, MH, Selama 40 Tahun Sebagai Abdi Negara

Reporter : Lani
SOSOK : I Wayan Sadra, SH, MH (pakai kaca mata) Bersama Keluarga Tercinta

GIANYAR | ARTIK.ID - I Wayan Sadra, SH, MH yang juga selaku Asisten II Setda Pemerintahan Kabupaten Gianyar menceritakan lika-liku perjalanan hidupnya selama 40 tahun menjadikan diri sebagai abdi negara. Sadra menjadi PNS di usia 20 tahun setamat dari SMA. Kini pengabdiannya memasuki masa pensiun pada tahun 2024.
"Dulu pertama tugas di Nusa Penida, Klungkung, sebagai seorang guru SD. Kemudian misbar dari fungsional ke struktural" kenang PNS asal Nusa Penida, Klungkung itu.
Selanjutnya, ditugaskan di seksi wilayah Pendidikan Dasar di Nusa Penida sebagai Kasubsi saat itu, Berselang beberapa tahun kemudian dipromosikan menjadi Kepala Seksi di Kantor Camat Nusa Penida, atas ketekunan dan loyalitasnya, selanjutnya dipindahkan dengan jabatan yang sama ke Kantor Sospol Pemerintah Kabupaten Klungkung.
Sepanjang perjalanan bertugas terus dilakoni dengan baik, akhirnya sadra berkeinginan untuk mencari pengalaman baru dalam tugasnya, kemudian 2004 mohon pindah ke pemerintah Kabupaten Gianyar sebagai staf di Dinas Pendidikan Gianyar. "Kemudian, dan berselang beberapa tahun dipercaya sebagai kasi didisdik gianyar, lanjut dipromosikan menjadi Kabid. Seiring perjalanan waktu dimutasi ke Kesbangpol gianyar dalam jabatan yang sama setelah 2 tahun dipromosikan kembali ke disdik gianyar dengan jabatan Sekretaris Dinas, dengan waktu yang singkat dipromosikan menjadi kadis pendidikan, jelasnya.
Selama 3 tahun menjabat sebagai kadis pendidikan sehingga "Karir terakhir sekarang di Asisten II," terang dia.
Diakui, selama 40 tahun berkarir, tentu terjadi suka maupun duka. "Ketika diangkat jadi pegawai Negeri Sipil tahun 1984 gaji dulu kecil, tapi walaupun kecil masih mampu mencukupi kebutuhan," ujar dia.
Intinya, menjadi PNS kalau tidak mencintai, akan berduka. "Maka harus mencintai tugas pokok, tugas yang diberikan oleh atasan tetap dicintai. Harus dilaksanakan dengan rasa yang senang dan setulus hati," jelas dia.
Prinsipnya adalah, ketika mencintai tugas itu, tugas akan selesai, kita tidak akan lelah. " siap menjadi seorang PNS, konsekuensinya harus melakoni dengan betul-betul dari hati," jelas dia.
Dengan mencintai pekerjaan dan tugas tugas, maka kita tidak akan pernah stress. "Bagi saya gak ada pekerjaan dan tugas yang sulit. Hiruk pikuk selama bertugas banyak. Itu hal biasa. Dari kebanyakan orang pasti ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan saya. Ketika punya prestasi dan dedikasi tinggi maka akan terdapat pro dan kontra, biasa ada yang suka dan ada yang tidak suka. Hidup perlu bersosialisasi, berdampingan," dengan sesama kita jelas dia.
Lebih lanjut dikatakan, apabila saya tidak suka menjadi PNS, atau tidak menyenangi tugas sebagai PNS, tentu akan berhenti sejak lama. " tidak sampai kita melakoninya hingga masa akhir tugas, Kami memang bangga menjadi pegawai negeri. Karena dari sini saya bisa hidup, dapat membahagiakan anak, istri, untuk profesionalisme kinerja saya menjamin diri, Saya tidak pernah mengambil pekerjaan sampingan selain sebagai PNS," ujar dia.
Diakui, istri sangat memberikan konstribusi besar, dukungan dan memberi semangat, mendampingi saya tatkala suka maupun duka, kewajiban mengurus anak, tugasnya menyelesaikan urusan rumah tangga. "Peran istri sangat penting sekali," ujar dia.
Kini, Sadra memasuki masa pensiun pada 2024. Sebagai PNS senior, Sadra berpesan agar generasi muda bersikap dan bertindak profesional. " berani masuk ke ranah pegawai negeri sipil, maka harus siap mencintai seluruh hiruk pikuk yang terjadi di lingkungan PNS, Apalagi generasi muda memiliki harapan kehidupan yang masih panjang. Jadikanlah PNS sebagai ajang profesionalisme
Pesan ke generasi muda agar benar benar mencintai pekerjaan sebagai PNS, sehingga akan melakukan pekerjaan itu dengan hati, dengan rasa, selalu "memotivasi diri, bahwa ini adalah pilihan saya untuk meniti karir, untuk menafkahi keluarga," ujar dia.
Di usia pensiun nanti, Sadra mengaku belum mengarah kemana mana, namun akan fokus pada spiritual, fokus mendampingi istri dan anak anak. " tutup dia. (lani)

Baca juga: Anak Agung Gde Sayang Suparta, Peraih Suara Terbanyak di Dapil Kecamatan Dawan

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru