SURABAYA | ARTIK.ID - Salah satu tarian tradisional yang berasal dari Jawa Timur adalah tari Remo. Merupakan salah satu bentuk ekspresi seni budaya masyarakat Surabaya yang kemudian menyebar ke berbagai daerah lain dengan ciri khas masing-masing.
Tari Remo menggambarkan semangat juang dan keberanian para ksatria Jawa Timur yang siap menghadapi musuh dan menjaga tanah airnya.
Baca juga: Di Balik Erotisme Joged Bumbung Bali, Ada Filosofi Syukur Mendalam pada yang Kuasa
Tari Remo memiliki 15 variasi gerakan yang mengandung makna filosofis. Gerakan-gerakan tersebut meliputi gerakan tangan, kaki, kepala, dan badan yang harmonis dan dinamis.
Gerakan tangan menunjukkan kelincahan dan kecerdasan, gerakan kaki menunjukkan kekuatan dan ketahanan, gerakan kepala menunjukkan kewaspadaan dan kewibawaan, dan gerakan badan menunjukkan keluwesan dan keanggunan.
Salah satu gerakan khas tari Remo adalah gerakan di kuda-kuda, yaitu posisi berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar dan lutut ditekuk. Gerakan ini menunjukkan sikap siap tempur dan pantang menyerah.
Tari Remo biasanya dipentaskan sebagai penghormatan kepada tamu-tamu terhormat, seperti bupati, gubernur, presiden, atau pejabat lainnya. Selain itu juga sering ditampilkan dalam acara-acara resmi, seperti upacara adat, pernikahan, atau perayaan hari besar.
Kata Remo sebenarnya berasal dari Kata “Remong” yang mana berarti gagah.
Baca juga: Karapan Sapi di Stadion Moch Noer Bangkalan Perebutka Piala Presiden RI
Untuk bisa menari Remo dengan baik, diperlukan latihan yang intensif dan disiplin, serta diperlukan pengetahuan tentang pakem atau aturan-aturan yang mengatur gerakan-gerakan tari Remo.
Pakem adalah unsur yang menjaga keaslian dan keotentikan tari Remo. Jika ada improvisasi atau perubahan gerakan yang tidak sesuai dengan pakem, maka tari Remo akan kehilangan ciri khasnya.
Selain pakem, juga diperlukan kostum atau pakaian yang sesuai dengan tari Remo. Kostum tari Remo terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
- Udeng, yaitu blangkon atau penutup kepala yang berlubang di bagian atasnya.
- Sampur, yaitu selendang yang dikenakan di leher atau di pundak.
- Kace, yaitu kain yang terbuat dari bludru yang dikenakan di dada.
- Srembong, yaitu kain yang dikenakan di perut.
- Rampek depan dan belakang, yaitu kain yang dikenakan di perut juga.
- Sabuk, yaitu ikat pinggang yang digunakan untuk menyematkan keris.
- Sampur berwarna merah, yaitu selendang yang digunakan untuk menutupi keris.
- Keris, yaitu senjata tradisional yang melambangkan kehormatan dan martabat.
Baca juga: Tari Kecak Bali, Sebuah Karya Seni yang Mengandung Spiritualitas Tinggi
(red)
Editor : Fuart