Baca juga: Bupati Tamba Buka Bimtek Peningkatan Kapasitas Kelian Dinas
JEMBRANA | ARTIK.ID - Wakil Bupati Jembrana IGN Patriana Krisna (Ipat) membuka acara Forum Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting bertempat di Ruang Rapat Dinas PPPA-PPKB Kab. Jembrana, Selasa (12/9).
Turut hadir dalam acara tersebut Kepala BKKBN Provinsi Bali yang diwakili Ketua Satgas Stunting Provinsi Bali, dr Ayu Witriasih beserta tim, pimpinan OPD terkait dan Tim Percepatan Penurunan Stunting kabupaten Jembrana.
Dalam sambutannya, Wabup Ipat mengatakan kegiatan ini harus dapat dimaknai dengan baik sehingga dapat menjadi roh dan penyemangat kita dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Menurutnya tidak hanya komitmen tingkat Pusat upaya komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.
"Saya ucapkan terimakasih atas dukungan penuh dalam kegiatan percepatan penurunan stunting dan bantu untuk menindaklanjuti atas evaluasi dari BPKP Perwakilan Propinsi Bali dan tetap semangat dalam berjuang untuk mencapai target penurunan stunting di kabupaten Jembrana,"ujarnya.
Melihat kondisi dan target prevalensi stunting Tahun 2024 Kabupaten Jembrana sebesar 8,35 %, Ipat menyebut ini menjadi tantangan pelaksanaan penurunan stunting. "Untuk itu kepada seluruh pemangku kepentingan yang hadir pada hari ini kami harapkan dapat memberikan komitmennya sebagai prioritas utama ditingkat Kabupaten hingga tingkat desa untuk mengoptimalkan mobilitas sumberdaya, koordinasi dan melaksanakan pemantauan serta evaluasi, dimana penurunan angka stunting memerlukan dukungan dan keterlibatan semua pihak termasuk pemerintah daerah, desa, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan mitra pembangunan,"ucapnya.
Sejalan dengan itu, Ketua Satgas Stunting Provinsi Bali, dr Ayu Witriasih mengungkapkan stunting merupakan isu nasional yang harus segera dikerjakan bersama-sama, lintas OPD dan lintas sektor terkait. Ia memaparkan dari hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Provinsi Bali telah berada dibawah rata-rata nasional yaitu sebesar 8,00%, sedangkan di kabupaten Jembrana sebesar 14,2% terjadi penurunan 0,1% dari SSGI tahun 2021 yang sebesar 14,3% dan Bali menjadi Provinsi dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia. Adapun target penurunan stunting di Provinsi Bali yang harus dicapai untuk tahun 2024 sebesar 6,15%.
"Untuk dapat mencapai ini kita harus berupaya dengan maksimal. Pemerintah daerah harus mampu memprioritaskan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan cakupan pelayanan kepada kelompok sasaran Percepatan Penurunan Stunting yang meliputi remaja, calon pengantin/calon pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0-59 bulan. Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan Percepatan Penurunan Stunting dibutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif,"ungkapnya.
Pihaknya berharap agar seluruh pemangku kepentingan yang hadir pada hari ini dapat memberikan komitmennya dalam percepatan penurunan Stunting di Kabupaten Jembrana. Komitmen ini mencakup upaya penurunan stunting agar ditempatkan sebagai salah satu prioritas utama pelaksanaan pembangunan di tingkat pusat hingga tingkat desa, komitmen untuk mengoptimalkan mobilisasi sumber daya, dan komitmen untuk menguatkan koordinasi, pemantauan, dan evaluasi dalam memastikan program terus berjalan dengan baik.
"Saya juga berharap kepada para Kepala OPD dan lintas sektor terkait untuk dapat memastikan berbagai sumber daya yang ada sehingga setiap intervensi dapat dipastikan sampai ke seluruh sasaran yang menjadi prioritas. Aspek promotif, preventif, edukasi dan sosialisasi harus lebih digencarkan agar pemahaman masyarakat terkait stunting terus meningkat. Keterlibatan Tim Penggerak PKK, Majelis Desa Adat, Forum Perbekel, tokoh agama, tokoh masyarakat serta kelompok masyarakat lainnya menjadi motor penggerak utama di masyarakat,"tandasnya.( lani )
Editor : Lani