SURABAYA | ARTIK.ID – Anjloknya harga Porang menjadi Rp 3 ribu per kilogram bahkan sampai dibawah harga tersebut , menjadikan nasib para petani porang mengalami kerugian besar dan kini sangat memprihatinkan . Pasalnya, hingga saat ini belum ada tanda-tanda harga jual komoditas porang naik seperti dahulu atau setidaknya bisa Kembali modal .
Mohamamd Rosyidi anggota DPRD Jawa Timur dari Daerah Pemilihan Madiun dan Nganjuk mengatakan bahwa ketertarikan petani beralih tanam pada komoditas tersebut oleh karena meyakini bahwa Porang sebagai komoditas yang sangat menjanjikan dan bisa merubah nasib mereka yang selama ini bercocok tanam umbi2an lainya yang tidak memberikan harapan dalam memenuhi kebutuhan.
Baca juga: Perum Bulog Merespons Soal Rencana Impor 1 Juta Ton Beras dari India
“Pasca Kunjungan Jokowi Presiden ke Industri Pengolah Porang di Madiun , membuat banyak penduduk di Madiun dan sebagian di Nganjuk berlomba-lomba menanam porang ,, bahkan mereka tidak sedikit membiayainya dengan menjual ternak serta asset lainya yang dimiliki untuk modal menanam porang ” jelas politisi Partai Demokrat ini saat ditemui di Surabaya, Selasa (1/11).
Namun, sambung Rosyidi,Begitu hasil panen porang berlimpah ruah dan menjadi booming , tidak lama kemudian harga jual porang anjlok. ” Dulu waktu masih awal awalnya Porang dikenalkan pada masyarakat harga bisa tembus Rp 10 ribu per kilonya. Kini harga jualnya ke Industri yang jatuh menjadikan petani gulung tikar,” jelasnya.
Untuk mendongkrak kembali komoditi porang tersebut, kata Rosyidi, tentunya perlu perhatian serius pemerintah. “ Turun tangan pemerintah dalam membantu petani porang dari permasalahan yang dihadapi yang berpotensi mengancam kehidupan mereka apalagi bila memperhatikan adanya dampak Kenaikan harga BBM dan kemungkinan akan terjadinya krisis ekonomi terhadap petani porang dan keluarganya sangat dibutuhkan dan diharapkan ” jelasnya.
Baca juga: Perum Bulog Merespons Soal Rencana Impor 1 Juta Ton Beras dari India
Salah satu bentuk campur tangan pemerintah, sambung Mohammad Rosyidi untuk mendongkrak harga komoditi porang antara lain memberikan edukasi bagaimana produktiifitas atau hasil panenya meningkat disbanding saat sekarang pada luas lahan yang sama . sehingga meskipun harga jualnya tidak seperti harapan mereka sebeljumnya dengan peningkatan volume yang dihasilkan maka untuk selanjutnya kerugian mereka pelan dapat dihindari . Hal ini kehadiran Dinas Pertanian Kabupaten, Propinsi hingga Kementrian akan bermakna.
“ Tak hanya itu, pemerintah dalam hal ini Pemprov melalui Disperindag dapat membantu dalam memasarkan porang petani ke Industri Industri dengan harga yang layak Dan sangat mungkin adanya terobosan tentang komoditas porang menjadi aneka olahan yang tidak mengandalkan dari pembelian Pabrik yang dapat dipasarkan ke masyarakat Indonesia dengan penduduk 250 Juta lebih , begitu juga Peran Dunia Perguruan Tinggi sangat diharapkan riset risetnya dibidang Teknologi hasil panen Porang . Jika ini terpenuhi, saya optimis, gairah komoditas porang akan tumbuh kembali,” jelasnya.
Porang Sempat menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi, dan digadang-gadang Presiden Joko Widodo menjadi komoditas ekspor unggulan.
(Gle)
Editor : admin