MALANG | ARTIK.ID - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri acara Konsolidasi Kebangsaan Angkatan Muda Muhammadiyah yang bertajuk "Mewujudkan Situasi Kebangsaan yang Damai, Tenang, dan Aman" di Malang, Jawa Timur, Rabu (07/09/2022)
Dalam sambutannya, Sigit memaparkan soal tiga kekuatan besar yang dimiliki oleh Negara Indonesia, yakni kepemimpinan Indonesia di dunia, memanfaatkan kekayaan alam Indonesia dan persatuan serta kesatuan rakyat Indonesia.
Baca juga: Hari Bhayangkara ke-78, Polri Gelar Doa Bersama Lintas Agama
Menururut Sigit, penting menjaga rasa persatuan dan kesatuan dari seluruh elemen bangsa Indonesia agar stabilitas keamanan dan ketertiban serta tenang, aman dan damai bisa selalu terwujud.
"Jadi yang namanya persatuan, kesatuan, Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika itu tentunya harus menjadi napas di dalam hidup kita sehari-hari, tertanam di dalam jiwa sanubari kita dan itu tidak boleh tergantikan," ujar Sigit.
Untuk mewujudkan itu semua, Sigit mengajak bersama Muhammadiyah, serta elemen lainnya dalam rangka melakukan moderasi beragama. Sebab dengan begitu, Indonesia akan jauh dari kelompok-kelompok intoleransi, radikalisme dan terorisme.
"Tentunya Polri melakukan berbagai macam upaya termasuk melakukan moderasi beragama. Karena itu, saya harapkan peran Muhammadiyah maupun Angkatan Muda Muhammadiyah, dan seluruh elemen bangsa lainnya untuk membantu dalam menyebarluaskan moderasi beragama dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," turur Sigit.
Pada sambutan itu, Sigit menekankan, banyak kelompok yang mencoba mengganggu persatuan dan kesatuan Indonesia dengan upaya mengganti dasar negara Pancasila. Namun, hal itu selalu gagal lantaran, elemen Bangsa Indonesia memiliki tekad yang kuat untuk mempertahankan segala bentuk perbedaan yang ada sebagai kekuatan.
"Keberagaman menjadi kekuatan dan modal kita untuk bisa melakukan lompatan jauh. Sebaliknya kalau keberagaman mudah dipecah dan mudah disusupi dengan isu-isu, maka kita harus ingat perpecahan artinya membuat kita lemah dan disusupi kepentingan asing. Kepentingan negara-negara yang ingin kuasai apa yang kita miliki selama ini," kata Sigit.
Serta yang tak kalah penting yakni terkait kekuatan kepemimpinan Indonesia di dunia.
Dikatakan Sigit, Indonesia dipercaya menjadi tuan rumah Presidensi G-20. Dalam hal ini, dapat dijadikan momentum untuk mengarahkan kebijakan politik dunia dan mendorong terciptanya perdamaian dunia serta membangun Indonesia yang sejahtera.
Dengan politik bebas aktif Indonesia, menurut Sigit, hal itu bisa dijadikan momentum membawa perdamaian dunia, apalagi di tengah terjadinya konflik Rusia dan Ukraina. Mengingat, seluruh dunia termasuk Indonesia kini mulai merasakan dampak dari terjadinya perseteruan kedua bangsa tersebut.
Apabila hal itu tidak diantisipasi dan dijaga oleh seluruh elemen bangsa, imbuh Sigit, hal itu bisa mempengaruhi stabilitas situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca juga: Forkopimda Jatim dan TNI Deklarasikan Komitmen Netralitas Menjelang Pemilu 2024
"Awalnya kita anggap tidak mengganggu, tapi kemudian berlangsung panjang dan kita mulai terdampak, hampir di semua sektor baik petani, pengusaha bahkan masyarakat. Bicara lingkungan global, banyak hal yang perlu diperhatikan. Karena kalau dibiarkan hal itu akan berdampak ke hal-hal, situasi kamtibmas," papar Sigit.
Kekuatan besar ketiga yang dimiliki Indonesia, adalah bagaimana Negara ini mampu memanfaatkan kekayaan alam. Dalam hal ini, Sigit menekankan, Pemerintah terus berupaya melakukan transformasi ekonomi dalam rangka melakukan pengelolaan sumber daya alam dalam negeri. Tujuannya tentu untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
Sigit merinci upaya yang sudah dilakukan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Diantaranya, meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan investasi, hilirisasi industri, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang merupakan wujud pemerataan perekonomian di seluruh Indonesia.
Lalu, wilayah sebagai basis pembangunan, percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat, pembentukan Otonomi Daerah Baru (ODB), untuk mendukung transformasi ekonomi Indonesia, tentunya diperlukan SDM yang unggul serta berdaya saing, produktivitas sektor ekonomi, ekonomi hijau, transformasi digital, integrasi ekonomi domestik dan pemindahan IKN.
"Kita memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa, sehingga harus betul-betul kita kelola dengan baik, hilirisasi industri termasuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul serta transfer knowledge harus berjalan dengan baik. Bagaimana utamanya menjaga persatuan dan kesatuan, ini modal besar," tutur Sigit.
Tak hanya dinamika global yang harus diwaspadai, Sigit berpandangan bahwa, situasi lingkungan dalam negeri juga harus diperhatikan. Apalagi, tahapan Pemilu 2024 saat ini sudah dimulai.
Berkaca dari pesta demokrasi sebelumnya, Sigit menekankan, semua lapisan masyarakat harus bersatu tekad menolak terjadinya polarisasi, hate speech, hoaks, hingga politik identitas. Karena, sambung Sigit, hal tersebut dapat menimbulkan perpecahan sesama anak Bangsa Indonesia.
Baca juga: Diintimidasi Oknum Perwira Polri, Mantan Preman Hercules Bakal Lapor Kapolri
Oleh karenanya, Sigit berharap kepada seluruh Angkatan Muda Muhammadiyah untuk sama-sama mendorong kepada setiap kandidat di Pemilu 2024, untuk melahirkan adu program kerja dan gagasan-gagasan yang positif untuk kemajuan Bangsa Indonesia.
Oleh karenanya, Sigit menyatakan, Angkatan Muda Muhammadiyah harus bisa mengingatkan kepada seluruh calon di Pemilu 2024 untuk tidak melakukan hal yang berpotensi melahirkan perpecahan Bangsa Indonesia.
"Saya ingatkan kalau ada langkah atau upaya yang mengakibatkan perpecahan, kawan-kawan wajib ingatkan," tekan Sigit.
Dengan terwujudnya proses demokrasi yang mengedepan gagasan serta menjunjung tinggi semangat persatuan dan kesatuan, Sigit menegaskan, hal itu akan mewujudkan cita-cita visi Indonesia Emas di tahun 2045.
"Kedepan kita ingin kandidat memiliki visi yang baik, mempersiapakan SDM unggul, mewujudkan transformasi ekonomi untuk menuju visi Indonesia Emas, bisa memanfaatkan bonus demografi. Karena apa, kalau terjadi perpecahan akan terjadi konflik panjang dan pembangunan yang ada terhambat," pungkas Sigit.
(ara)
Editor : Fuart