SURABAYA – Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko atau akrab disapa Cak Yebe, mengeluarkan pernyataan keras terkait kembali maraknya aktivitas prostitusi di kawasan eks lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo. Ia menilai hal ini sebagai bukti nyata lemahnya pengawasan dari Pemerintah Kota Surabaya.
“Dulu Pemkot berkomitmen menjadikan Surabaya bersih dari prostitusi. Moroseneng seharusnya sudah tuntas. Tapi nyatanya sekarang justru kembali jadi sarang prostitusi terselubung,” tegas Cak Yebe, pada Warta Artik.id Kamis (08/10).
Baca juga: Pemkot Surabaya Perketat Kawasan Eks Lokalisasi Moroseneng, Yona Desak Tindakan Lebih Tegas
Kawasan yang dahulu dikenal sebagai Lokalisasi Sememi Jaya 1 dan 2 itu sebenarnya telah ditertibkan bertahun-tahun silam. Bahkan sebagian besar lahannya sudah diambil alih oleh Pemkot. Namun, laporan terbaru menunjukkan sejumlah bangunan kembali digunakan untuk praktik asusila secara diam-diam.
Cak Yebe menyebut aktivitas ini melanggar dua peraturan daerah sekaligus:
1.Perda No. 7 Tahun 1999 tentang larangan penggunaan bangunan untuk perbuatan asusila
2.Perda No. 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum
Ia menyindir keras kinerja aparat wilayah seperti RT/RW, lurah, dan camat yang ia nilai abai terhadap situasi di lapangan. Ia menekankan bahwa pengawasan bukan tugas insidental, tetapi kewajiban harian aparat pemerintah tingkat bawah.
Baca juga: Pemkot Surabaya Perketat Kawasan Eks Lokalisasi Moroseneng, Yona Desak Tindakan Lebih Tegas
“Kalau ini dibiarkan, berarti aparat wilayah tutup mata. Jangan tunggu Satpol PP. Tugas ini harusnya dimulai dari bawah,” ucapnya tajam.
Lebih jauh, Cak Yebe menyinggung keberhasilan mantan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam menutup total kawasan prostitusi Dolly, yang dulunya merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Ia menyindir bahwa keberanian politik seperti itu seharusnya juga dimiliki Wali Kota saat ini.
“Bu Risma dulu berani dan tegas menutup Dolly. Bahkan mampu mengubahnya jadi kawasan produktif. Sekarang, Moroseneng justru kembali dibiarkan liar. Wali Kota sekarang harus punya nyali dan kemauan politik yang sama,” seru Cak Yebe.
Legislator dari Fraksi Gerindra DPRD Surabaya itu juga menuntut Satpol PP bertindak proaktif, bukan hanya menunggu laporan masyarakat atau menunggu kasus viral di media sosial.
Baca juga: Pemkot Surabaya Perketat Kawasan Eks Lokalisasi Moroseneng, Yona Desak Tindakan Lebih Tegas
“Wilayah itu bisa terlihat dari jalan, bukan tempat tersembunyi. Satpol PP harus rutin patroli dan lakukan penyegelan kalau perlu, meski bangunan itu tergembok. Jangan cuma bergerak kalau viral,” katanya.
Cak Yebe menyesali jika ini dibiarkan, Moroseneng bisa menjadi 'embrio' lokalisasi baru di Surabaya. Ia tak ingin Surabaya kembali ke masa lalu sebagai kota dengan stigma prostitusi.
“Dulu Surabaya berhasil lepas dari citra sebagai kota prostitusi berkat ketegasan Bu Risma. Jangan sampai sekarang justru mundur. Ini soal moral, soal masa depan anak-anak kita,” pungkasnya. (Rda)
Editor : rudi