JAKARTA - Peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) yang jatuh pada Rabu (17/9/2025) diwarnai aksi demonstrasi ribuan pengemudi ojek online (ojol) di berbagai titik Jakarta, termasuk sekitar Gedung MPR, DPR, dan DPD.
Aksi digelar sebagai bentuk penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan para pengemudi ojol.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyampaikan bahwa konvoi akan dimulai pukul 09.30 WIB dari markas Garda di Cempaka Mas. Massa kemudian bergerak menuju Istana Presiden sebagai titik orasi pertama.
Diperkirakan 2.000 hingga 5.000 peserta ikut serta dalam aksi tersebut, terdiri dari pengemudi ojol roda dua, sopir taksi online, hingga kurir jasa antar.
Setelah itu, massa melanjutkan aksi ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan menutup demonstrasi di depan DPR RI sekitar pukul 12.00–13.00 WIB.
Sebagai antisipasi, Garda Indonesia mengimbau warga Jakarta menggunakan moda transportasi lain. Pasalnya, banyak pengemudi ojol yang menonaktifkan aplikasi mereka sebagai bentuk solidaritas.
Dalam tuntutannya, massa meminta Presiden Prabowo Subianto mencopot Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi.
Mereka menilai kebijakan yang dikeluarkan lebih berpihak pada perusahaan aplikasi transportasi online dibandingkan memperhatikan kesejahteraan para pengemudi.
“Kami melihat adanya vendor driven policy, di mana arah kebijakan Menteri Perhubungan dikendalikan oleh perusahaan aplikasi transportasi online,” tegas Igun.
Ia menambahkan, kondisi ini membuat Garda Indonesia berkolaborasi dengan komunitas driver ojol, mahasiswa BEM UI, serta sejumlah aliansi lain untuk menggelar aksi serentak di Kemenhub, Istana Presiden, dan DPR RI.
Sementara itu, Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Jakarta Pusat Inspektur Dua (Ipda) Ruslan Basuki mengatakan, sekitar 6.118 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemda DKI Jakarta telah disiagakan untuk mengawal jalannya aksi.
“Personel akan ditempatkan di kawasan DPR RI dan Silang Selatan Monas,” ujar Ipda Ruslan Basuki. (red)
Editor : Natasya