Pindah dari Pegirian ke Osowilangon, RPH Surabaya Hadapi Kendala Kandang Hewan

Reporter : rudi
Suasana saat Sidak Komisi B di RPH Osowilangon yang Baru (Doc rudi)

SURABAYA—Fajar Arifianto Isnugroho Direktur Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya menyampaikan apresiasinya kepada Komisi B DPRD Kota Surabaya atas perhatian dan dukungan terhadap pengembangan fasilitas RPH di lokasi baru, Tambak Osowilangon

Dalam keterangannya, Direktur RPH menjelaskan, pengembangan ini merupakan langkah maju dalam menggantikan fasilitas RPH lama yang berlokasi di Pegirian dan Kedurus, yang dinilai sudah cukup tua dan kurang representatif.

Baca juga: RPH Surabaya Catat Lonjakan Pemotongan Hewan Kurban Idul Adha 1446 H

“Pemkot memberikan bangunan baru yang lebih siap, representatif, dan optimal. Harapannya tentu agar proses pemotongan hewan bisa berlangsung dengan lebih baik,” tutur Fajar pada Warta Artik.id Selasa (05/08). 

Saat ini, pembangunan fisik di lokasi baru sudah hampir rampung. Hanya tersisa beberapa bagian seperti kantor depan dan instalasi sarana-prasarana minor seperti handrail yang belum selesai. 

"Secara umum, bangunan sudah siap digunakan. Luasannya cukup, dan fasilitas sudah sesuai standar," tambahnya.

Namun, terdapat kendala utama yang menjadi perhatian serius, yaitu keterbatasan kandang penampungan hewan. Kapasitas kandang saat ini hanya mampu menampung sekitar 200 ekor sapi, terdiri dari 150 ekor sapi lokal dan 60 ekor sapi impor. Padahal, kebutuhan ideal mencapai 500 ekor, dengan rincian 300 sapi lokal dan 200 sapi impor. 

"Kandang ini luasnya hanya 6.000 meter persegi, jauh lebih kecil dibandingkan di Pegirian yang mencapai lebih dari 1 hektare," ungkapnya.

Menurut SOP, sapi yang datang harus diistirahatkan minimal 10 jam sebelum proses pemotongan, sehingga keberadaan kandang yang memadai menjadi sangat krusial. 

“Terus terang, ketika ditanya mitra kami soal kapasitas kandang, kami cukup kesulitan menjawab karena memang masih terbatas,” katanya.

Baca juga: Pendapatan RPH Surabaya Meningkat, Dividen Tahun 2023 Capai 564 Juta

Fajar juga menyebut pentingnya proses transisi yang bertahap dari lokasi lama ke lokasi baru, mengingat lokasi baru cukup jauh dari pasar tradisional dan memerlukan dukungan transportasi yang memadai. 

"Jagal tentu akan berpikir ulang untuk pindah jika akses distribusi sapi dan daging menjadi lebih sulit. Tapi kami terus meyakinkan bahwa lokasi baru ini lebih baik dan justru bisa memberi keuntungan lebih," katanya.

 

Terkait anggaran pembangunan, Fajar menyatakan bahwa seluruhnya merupakan ranah Pemerintah Kota Surabaya. 

“Saya sebagai pengguna hanya menyampaikan kebutuhan dan fungsi. Detail proyek dan anggaran menjadi wewenang Pemkot, dalam hal ini Pak Iman yang lebih mengetahui,” jelasnya.

Baca juga: Antisipasi Lonjakan Permintaan Jelang Nataru, RPH Surabaya Siapkan 5 Ton Daging

Sebagai penutup, ia kembali menegaskan meskipun fasilitas pemotongan hewan sudah siap, keberhasilan operasional sangat bergantung pada kesiapan kandang penampungan.

 "Pemindahan dari Pegirian ke lokasi baru dilakukan secara bertahap, demi memastikan kelancaran proses dan kesiapan semua pihak terkait," pungkasnya. (Rda) 

 

 

Editor : rudi

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru