Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan dengan PL-15 China, Reputasi Dassault Aviation Hancu

Reporter : Fudai
Puing-puing Rafale ditemukan di dekat desa Akrian Kalan, sekitar 20 kilometer dari Pangkalan Udara Bathinda markas utama armada Rafale India

JAKARTA - Konflik udara antara India dan Pakistan kembali memanas, kali ini dengan implikasi strategis yang jauh lebih besar. Dalam bentrokan besar-besaran yang terjadi di wilayah udara Punjab, Rabu (7/5) itu, satu jet tempur Rafale milik India dilaporkan berhasil dijatuhkan. Ini bisa menjadi insiden kekalahan pertama yang melibatkan kerusakan pada jet tempur unggulan buatan Prancis tersebut.

Puing-puing yang diyakini berasal dari jet Rafale ditemukan di dekat desa Akrian Kalan, sekitar 20 kilometer dari Pangkalan Udara Bathinda markas utama armada Rafale India. Bagian ekor yang ditemukan memperlihatkan tanda kebangsaan India yang masih utuh meskipun dalam kondisi rusak berat.

Baca juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan, Saham Dassault Anjlok dan Reputasi Hancur

Lebih dari sekadar identifikasi visual, gambar nomor seri menunjukkan bahwa pesawat tersebut adalah Rafale EH berkursi tunggal dengan nomor BS 001, pesawat pertama yang diterima India dari kesepakatan senilai miliaran dolar dengan Dassault Aviation.

Mesin M88 buatan Snecma dan pecahan rudal PL-15E China ditemukan di area yang sama. Foto-foto serpihan rudal tersebut menunjukkan bagian pencari AESA khas milik PL-15E, rudal udara-ke-udara jarak jauh buatan China yang dirancang untuk menandingi AIM-120D Amerika.

Rudal ini diduga diluncurkan oleh jet tempur J-10CE milik Pakistan, varian ekspor dari pesawat tempur utama China, J-10C.

Awalnya, militer Pakistan bungkam soal senjata yang digunakan. Namun pernyataan Menteri Luar Negeri Ishak Dar kemudian menguak bahwa jet tempur J-10C dan rudal udara-ke-udara PL-15 buatan China digunakan untuk menyerang.

Meski belum ada pernyataan resmi dari New Delhi, laporan CNN mengutip seorang pejabat intelijen tinggi Prancis yang mengonfirmasi bahwa jet Rafale milik India memang berhasil ditembak jatuh.

Baca Juga: Pakistan Andalkan J-35A Tiongkok, Menjadi Ancaman Baru bagi India

Paris sendiri masih bungkam, namun otoritas pertahanan Prancis dikabarkan tengah menyelidiki apakah lebih dari satu jet terlibat.

Jika klaim Pakistan bahwa mereka telah menjatuhkan tiga Rafale terbukti benar, maka ini akan menjadi pukulan telak terhadap reputasi jet tempur unggulan India dan kemampuan industri pertahanan Eropa.

Baca juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan, Saham Dassault Anjlok dan Reputasi Hancur

Rafale India bukanlah jet biasa, jet ini dilengkapi dengan sistem sensor optik Talisman yang telah ditingkatkan, helm berdisplay DASH, radar AESA RBE-2 yang dimodifikasi, dan dilengkapi rudal Meteor serta MICA.

Bahkan, konfigurasi India disebut sebagai salah satu varian Rafale paling canggih di dunia. Namun, kecanggihan ini tak banyak berarti dalam pertempuran udara melawan jet tempur dan rudal China yang dipakai Pakistan.

Di sisi lain, J-10CE yang digunakan Pakistan tampaknya telah mendapat pembaruan signifikan. Pesawat ini dipersenjatai PL-15E, rudal generasi baru dengan jangkauan sekitar 150 km dalam varian ekspor dan 200 km pada versi domestik. Ini menjadikan Pakistan sebagai kekuatan udara regional yang tak bisa lagi diremehkan. Fakta bahwa rudal ini mampu menjatuhkan jet tempur generasi 4.5 seperti Rafale membawa implikasi besar bagi keamanan udara Asia Selatan.

Tak hanya Rafale, laporan dari wilayah Jammu dan Kashmir juga mengindikasikan jatuhnya jet MiG-29 India. Kursi lontar K-36DM dan puing mesin RD-33 ditemukan di wilayah Ramban, memperkuat klaim Pakistan bahwa mereka juga menjatuhkan setidaknya satu pesawat MiG.

Baca juga: Jet Tempur Rafale India Ditembak Jatuh Pakistan, Saham Dassault Anjlok dan Reputasi Hancur

Namun pertempuran kali ini berbeda dari insiden-insiden masa lalu. Tak ada jet yang melintasi garis perbatasan. Informasi dari sumber keamanan Pakistan menyebutkan bahwa 125 jet tempur terlibat dalam pertempuran udara selama lebih dari satu jam, sebuah bentrokan udara terbesar dalam sejarah modern kawasan itu. Serangan rudal dilakukan dari jarak ekstrem, kadang melebihi 160 km, menciptakan duel berkecepatan tinggi yang tak terlihat oleh mata.

Meski pertukaran senjata udara itu intens, kedua negara tampaknya enggan membiarkan pesawat mereka melanggar wilayah udara lawan, mengingat pengalaman pahit pada 2019 saat seorang pilot India tertangkap dan dijadikan simbol kemenangan oleh Pakistan.

Pemerintah melalui Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengklaim kemenangan mutlak. Menyatakan angkatan udaranya “menghancurkan jet-jet India hingga berkeping-keping” dan menambahkan, “musuh bertekuk lutut hanya dalam hitungan jam.” (red)

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru