BADUNG | ARTIK.ID - Tim Pemberdayaan Wilayah (PW) Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar memberikan bantuan signifikan kepada kelompok UMKM Br. Lipah, Desa Petang, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Bantuan ini berupa mesin pengolahan kopi, sebagai upaya mendukung pengembangan potensi kopi lokal sekaligus memperkuat daya saing Desa Petang sebagai destinasi wisata unggulan.
Baca juga: LPD Desa Adat Lukluk Pertama di Bali, Terapkan Digitalisasi Tingkatkan Kepercayaan, Layanan Krama
Ketua Tim PW Unmas, Prof. Dr. Ir. I Ketut Arnawa, MP, didampingi oleh beberapa anggota tim lainnya, yakni Dr. Eng. Putu Edi Yastika, S.Si. M.Eng, M.Si, Dr. Ir. I Gusti Bagus Udayana, M.Si, dan Ir. I Made Budiasa, M.Agb, menyerahkan langsung bantuan ini. Mesin yang diberikan berupa perangkat pengolahan kopi dengan model dry process, mulai dari mesin pengupas kulit buah hingga mesin sangrai dan penggiling kopi.
Bantuan ini diberikan berdasarkan potensi wilayah Br. Lipah yang memiliki beberapa petani dengan perkebunan kopi seluas sekitar 25 are. Jenis kopi yang dibudidayakan adalah kopi Robusta, dan selama ini petani setempat umumnya menjual kopi mereka dalam bentuk ceri merah (kopi gelondong). Kedatangan Tim PW Unmas ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah kopi lokal dengan mengolahnya hingga menjadi bubuk kopi siap konsumsi. Selain itu, kopi yang telah diolah ini diharapkan dapat menjadi produk souvenir, mendukung pengembangan Desa Wisata Petang yang terkenal dengan destinasi andalannya, "Twin Waterfall".
Baca juga: LPD Desa Adat Lukluk Pertama di Bali, Terapkan Digitalisasi Tingkatkan Kepercayaan, Layanan Krama
Prosesi penyerahan mesin ini juga disaksikan oleh sejumlah tokoh masyarakat, termasuk Humas Perbekel Desa Petang, Ibu Putu Dela Pratiwi, Bendesa Desa Petang, Bapak I Gusti Ngurah Purwita, Kelihan Subak Merta Sedana, Bapak I Gusti Ngurah Dwi Cahya Kusuma, serta Ketua Kelompok UMKM Br. Lipah, Ibu Ni Wayan Widani.
Usai penyerahan, kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan dan pelatihan kepada para anggota kelompok UMKM Br. Lipah. Penyuluhan ini dipandu oleh instruktur dari BRIN Bali, Bapak Ir. I Ketut Kariada, M.Sc., yang memulai pelatihan dari proses pengupasan kulit buah, pengupasan kulit tanduk, hingga proses sangrai dan penggilingan kopi sampai kopi siap untuk dikonsumsi.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam pemberdayaan petani kopi di Desa Petang. Dengan bantuan mesin pengolahan kopi ini, para petani diharapkan dapat memproduksi kopi dengan kualitas yang lebih tinggi serta mampu meningkatkan nilai jual kopi lokal mereka. Ini tidak hanya menguntungkan sektor pertanian, tetapi juga mendukung sektor pariwisata yang semakin berkembang di kawasan tersebut.
Melalui kolaborasi antara akademisi, masyarakat lokal, dan institusi riset, potensi kopi Desa Petang diharapkan mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional, serta mendukung ekonomi desa melalui sektor wisata dan pertanian yang berkelanjutan.(*)
Editor : LANI