Tim PKM-RSH Unitomo Raih Pendanaan Penelitian Ekowisata Tari Remo Gagrak Anyar

Reporter : Fuart
Foto dokumentasi latihan tari remo oleh sanggar laboratorium remo Surabaya

SURABAYA | ARTIK.ID - Salah satu tim PKM-RSH dari Unitomo berhasil memperoleh pendanaan dari Simbelmawa dalam penelitiannya “Meningkatkan Ekowisata Tari Remo Gagrak Anyar Dusun Banyuasin Desa Kromong, Jombang (Persepektif Etnosemiotik).

Tim meneliti mengenai makna gerakan yang ada pada tari remo gagrak anyar sehingga mampu memberikan edukasi dan dorongan kepada masyarakat luas untuk lebih mengenal dan melestarikan tarian ini.

Baca juga: Lompat Tali, Permainan Tradisional Populer di Indonesia Konon Berasal dari Eropa

Ketua tim PKM-RSH, Arum, Minggu (11/8) menuturkan, dirinya berharap penelitiannya tersebut mampu membuka pandangan dan menarik perhatian masyarakat Indonesia (khususnya remaja) yang saat ini lebih banyak tertarik pada budaya luar daripada budaya sendir.

Arum memandang, zaman yang mana makin berkembang pesat namun budaya seperti semakin ditinggalkan. Menurutnya, saat ini para remaja dan anak-anak lebih banyak tertarik pada budaya luar.

"Mereka lebih banyak meniru dan mengikuti tren yang ada. Sehingga lambat-laun budaya dan kesenian di Indonesia ini tergeser keberadaannya," ujarnya.

Padahal budaya sendiri merujuk pada keseluruhan cara hidup, pengetahuan, nilai, norma, kebiasaan, bahasa, seni, dan tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang artinya itu adalah hasil perjuangan dan kisah kehidupan nenek moyang terdahulu.

"Jadi secara tidak langsung, setiap budaya, adat istiadat serta kesenian yang ada juga bisa menjadi pengingatkan kita tentang sejarah terdahulu dalam pembentukan serta perkembangan budaya (daerah) yang ada di Indonesia" jelasnya.

Baca juga: Ratusan Penari Rejang Renteng Iringi Pemelaspas Jalan Terusan Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi

Budaya memberikan identitas kepada kelompok dan individu, serta mempengaruhi cara mereka memandang dunia dan berinteraksi dengan orang lain.

Dalam penelitiannya dijelaskan beberapa ragam gerakan yang ada pada Tari Remo Gagrak Anyar yang mana terdiri dari brainly.

  • Gendewa, sebuah bentuk simbol untuk melajunya anak panah yang mana sedang dilakukan pelepasan dari busurnya.
  • Ngore Remo merupakan mengurai, rekmo merupakan rambut. Hal ini berarti sebagai sebuah bentuk dari simbol untuk melakukan periasan diri, dan hal ini menjadi sebuah gambaran dari seseorang yang dimana sedang melakukan penataan rambut.
  • Tatasan merupakan sebuah bentuk kemampuan dari seseorang yang dimana selang melkaukan penangkapan terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya.
  • Ceklekan merupakan sebuah bentuk dari ranting pohon yang dimana telah patah, biasanya akan terpusat pada berbagai macam patahan yang ada pada siku.
  • Tranjalan merupakan sebuah penggambaran terhadap solah busana.

Berdasarkan penelitian di sangar Laboratorium Remo Surabaya, dan wawancara dengan beberapa narasumber, Arum menjelaskan, jika sebenarnya gerakan tari Remo yang asli dengan tari Remo Gagrak Anyar biasanya hanya beda ketukan. Yang mana pada tari Remo yang asli mempunyai ketukan gerakan yang lebih banyak dari tari Remo Gagrak Anyar.

"Pada dasarnya tari Remo dengan tari Remo Gagrak anyam masih memuat makna gerakan yang sama dan tidak diubah" Jelas Arum.

Baca juga: Bahasa Kemak Menuju Warisan Budaya Tak Benda, BPK NTT Revitalisasi dengan Lomba Pidato

Selain itu, dalam penelitiannya Tim PKM ini juga bukan hanya membahas mengenai makna gerakan yang ada pada Tari Remo Gagrak Anyar saja, melainkan juga menjelaskan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

"Penelitian kami bukan hanya tentang makna gerakan tari remo gagrak anyar saja, tetapi juga bagaimana pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, dengan harapan nantinya generasi muda tetap dapat menikmati alam yang ada serta tetap dapat meneruskan kelestariannya," pungkasnya.

 

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru