JAKARTA | ARTIK.ID - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia menunjukkan tren penurunan pada April 2024. Dibandingkan Maret 2024, ULN Indonesia tercatat turun 1,6%, mencapai US$ 398,33 miliar dari US$ 404,83 miliar.
Angka ini juga menunjukkan penurunan 1,5% dibandingkan April 2023, yang membuktikan komitmen pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengelola utang secara berhati-hati.
Baca juga: PLN dan Bank Indonesia Berkolaborasi Manfaatkan Limbah untuk PLTU di NTT
Penurunan ULN tersebut disumbang dari sektor publik dan swasta. Utang pemerintah dan bank sentral tercatat US$ 203,09 miliar per April 2024, turun dari US$ 206,81 miliar per Maret 2024. Di sisi lain, utang swasta turun menjadi US$ 195,24 miliar per April 2024 dari US$ 197,97 miliar per Maret 2024.
"Struktur utang luar negeri tetap sehat dengan dukungan kehati-hatian (prudent) dalam pengelolaan," ujar Asisten Gubernur, Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono dalam siaran pers, Jumat (14/6)
Hal ini dibuktikan dengan rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) yang turun menjadi 29,1% di April 2024 dari 29,3% di Maret 2024.
Baca juga: Rupiah Keteteran, BI Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Internasional
Penurunan ULN merupakan kabar baik di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
Di tengah ketidakpastian global, komitmen pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengelola utang secara berkelanjutan dan bertanggung jawab sangat optimal.
Meskipun ULN menunjukkan tren penurunan, Erwin Haryono menegaskan bahwa pemerintah dan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan utang luar negeri.
Baca juga: Rupiah Keteteran, BI Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Internasional
Hal ini dilakukan untuk memastikan agar struktur utang luar negeri tetap sehat dan terjaga dalam jangka panjang.
Penurunan ULN ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Indonesia, sehingga mendorong masuknya modal asing dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Editor : Fudai