Kasus Pembunuhan Brutal Guncang Bali: Pelaku Akui Motif Emosi

OLAH TKP: Bercak darah di kosan Kos-kosan, Jalan Bhineka Jati Jaya IX, No.15 Kuta badung, Jumat (3/5/2024) (istimewa/artik.id)
OLAH TKP: Bercak darah di kosan Kos-kosan, Jalan Bhineka Jati Jaya IX, No.15 Kuta badung, Jumat (3/5/2024) (istimewa/artik.id)

BADUNG | ARTIK.ID - Kembali terjadi guncangan di tengah masyarakat Bali akibat kasus pembunuhan brutal yang menghebohkan. Kali ini, Amrin AL Rasyid Pane (21), seorang pemuda asal Lingkungan Jonggol Jae, Kelurahan Arse Nauli, Arse, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, telah mengakui perbuatannya yang mengejutkan.

Peristiwa tragis ini terjadi di sebuah kos-kosan yang terletak di Jalan Bhineka Jati Jaya IX, No.15, Kuta, Badung, pada Jumat (3/5/2024). Korban bernama Rianti Agnesia (23), seorang pekerja seks komersial (PSK) yang bertemu dengan pelaku melalui aplikasi MiChat.

Baca Juga: LPD Desa Adat Gulingan Tabanan Perkenalkan Produk Tabungan Tamas Prada dan Simpel Aset Rp 34 Miliar

Menurut keterangan Kepala Kepolisian Sektor Kuta, AKP I Ketut Agus Pasek Sudina, Amrin mengaku membunuh korban karena emosi yang mendidih. "Pelaku mengklaim kesal karena korban menuntut bayaran tambahan setelah kesepakatan harga Rp 500 ribu. Korban mengancam akan melaporkannya ke pacarnya jika tidak diberi tambahan uang," ujar Kapolsek.

Setelah melakukan hubungan intim, Amrin awalnya menyerahkan uang sebesar Rp 500.000 kepada korban. Namun, Rianti menolak dan meminta tambahan Rp 1.000.000. Ancaman dari korban membuat Amrin kehilangan kendali emosi dan secara spontanitas melakukan penganiayaan.

Amrin menggunakan pisau dapur yang ada di kos untuk menggorok leher korban. Korban sempat berteriak, namun pelaku membungkamnya dengan tangan kiri. Saat korban berusaha memberontak, Amrin mengulangi serangan dengan menusuk tubuh korban berulang kali.

Baca Juga: Rakerda BKS LPD Provinsi Bali: Maksimalkan Kontribusi LPD Ke Desa Adat dan Perbaikan Kinerja

Setelah memastikan korban meninggal dunia, Amrin kemudian memasukkan jasad korban ke dalam sebuah koper. Namun, karena koper tersebut terlalu kecil, Amrin memutuskan untuk mematahkan leher korban agar tubuhnya muat ke dalam koper.

Koper yang berisi jasad korban kemudian dibawa ke parkiran kos. Saat turun tangga, koper sempat jatuh karena berat. Amrin kemudian membuang koper tersebut di semak-semak dekat jembatan panjang (Loloan) Jimbaran.

Baca Juga: Skandal Pemerasan Mengguncang Bali: Marwah Nama Baik Bendesa Adat Tercoreng

Setelah melakukan aksi pembunuhan tersebut, Amrin kembali ke kosannya namun mendapati keramaian. Dia memutuskan untuk meminjam sepeda motor temannya dan pergi ke kos kakaknya di Kelan. Dari sana, kakaknya yang akhirnya mengantar Amrin untuk menyerahkan diri kepada pihak berwajib.

Kasus ini masih terus dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian untuk mengungkap semua fakta yang terjadi.(*)

Editor : LANI