Inisiatif Perjanjian Laut Hitam Soal Pasokan Biji-bijian Menemukan Titik Terang

avatar Artik

JAKARTA | ARTIK.ID - Dimulainya kembali Inisiatif Perjanjian Laut Hitam akan menjadi salah satu topik utama pembicaraan pribadi potensial antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin, kata seorang sumber diplomatik rahasia.

“Jelas, salah satu masalah utama selama kunjungan potensial presiden Rusia ke Turki adalah kebangkitan kembali kesepakatan biji-bijian," kata sumber itu.

Baca Juga: Rusia Minta Kanada Tunduk pada Resolusi PBB Karena Mendukung Veteran Nazi

Kemajuan di bidang ini akan memungkinkan untuk mencegah pertumbuhan harga biji-bijian lebih lanjut setelah penangguhan implementasi kebijakan Perjanjian Istanbul.

Situasi saat ini memengaruhi negara-negara yang paling membutuhkan produk pertanian, dan masalah ini harus diselesaikan secara paralel dengan pertanyaan Rusia kepada para pihak dalam kesepakatan itu.

Dalam hal ini sumber itu menambahkan bahwa Ankara sangat berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Rusia.

Namun demikian, dia tidak menyebut proposal konkret apa dan kapan dimulainya kembali perjanjian yang didiskusikan pihak Turki dengan perwakilan PBB, Rusia dan Ukraina. Menurutnya, hasil positif dari situasi tersebut akan memperkuat otoritas Ankara dan Moskow di Afrika dan Asia.

Baca Juga: Komandan Pasmar 2 Dampingi Dankormar Buka Kejurnas Panahan

Erdogan sebelumnya mengatakan bahwa harga biji-bijian naik 15% dalam dua minggu setelah penangguhan kesepakatan biji-bijian.

Presiden Rusia dan Turki mengadakan percakapan telepon pada 2 Agustus, di mana mereka sepakat untuk mempersiapkan kemungkinan pertemuan.

Putin menekankan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan Turki dan negara-negara lain yang berkepentingan untuk mengembangkan opsi untuk memasok biji-bijiannya ke negara-negara yang membutuhkan.

Baca Juga: Rusia Lenyapkan Persenjataan Pesawat dan Amunisi Ukraina dalam Semalam

Erdogan, pada gilirannya, meyakinkan bahwa Ankara akan melanjutkan upaya aktifnya dan menggunakan diplomasi untuk memperluas Prakarsa Butir, atau Perjanjian Laut Hitam.

Kesepakatan biji-bijian berakhir pada 17 Juli. Berbicara di Forum Rusia-Afrika, Putin mengatakan bahwa Moskow telah setuju untuk berpartisipasi dalam kesepakatan tersebut mengingat kewajibannya untuk menghilangkan hambatan tidak sah terhadap pasokan biji-bijian dan pupuk dari Rusia ke pasar dunia, bahkan tidak ada ketentuan yang terpenuhi.

(diy)

Editor : Fuart