Jubir Kemenlu China Mao Ning Kecam Pengiriman Bom Cluster AS ke Ukraina

avatar Artik News
Chinese Foreign Ministry Spokesperson Mao Ning © AP Photo/Andy Wong
Chinese Foreign Ministry Spokesperson Mao Ning © AP Photo/Andy Wong

JAKARTA | ARTIK.ID - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada sebuah pengarahan, Senin (10/07/2023) mengatakan, langkah Amerika Serikat untuk menyediakan munisi tandan atau bom cluster ke Ukraina dapat menimbulkan banyak masalah.

Mao Ning menuturkan, bom semacam itu telah dilarang oleh banyak negara, sebab dapat memicu masalah kemanusiaan yang serius di zona konflik.

Baca Juga: Fasilitas Sipil Rusia Dapat Serangan Brutal Rezim Teroris Kiev Bentukan AS

“China telah mencatat bahwa keputusan Amerika Serikat telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh komunitas internasional karena banyak negara telah dengan jelas menyuarakan penentangan mereka terhadap langkah ini. Pemberian munisi tandan yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah memicu masalah kemanusiaan,” kata Mao dikutip dari kantor berita TASS.

Menurut diplomat China itu, Beijing percaya bahwa dialog dan pembicaraan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

"Pihak-pihak yang berkepentingan harus menahan diri untuk tidak menambahkan bahan bakar ke dalam api untuk mencegah meningkatnya ketegangan dan krisis di Ukraina," tegas Mao.

Baca Juga: Washington Tidak Terburu-buru Kirim ATACMS ke Pemerintahan Boneka di Kiev

Sebelumnya, pada tanggal 7 Juli, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa Amerika Serikat telah memutuskan untuk mengirim munisi tandan ke Ukraina, meskipun PBB menentang penggunaan senjata semacam itu.

Dia juga menyatakan bahwa Kiev telah memberi Washington jaminan tertulis bahwa senjata kontroversial itu akan digunakan sedemikian rupa untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil.

Juru Bicara Pentagon Patrick Ryder mengatakan pada hari Kamis lalu, bahwa Amerika Serikat bermaksud untuk memberi Ukraina jenis munisi tandan yang diduga menimbulkan risiko paling kecil bagi warga sipil.

Baca Juga: Tak Puas Ukraina Kalah, AS Kembali Beri Bantuan Senjata Senilai 400 Juta Dolar

Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan sebelumnya bahwa Guterres mendukung Konvensi Munisi Tandan dan menentang penggunaan senjata semacam itu di medan perang.

(diy)

Editor : Jabrik