DAIRI | ARTIK.ID - Kebakaran lahan terjadi di Desa Paropo, Kecamatan Silahi Sabungan, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara, Jumat (16/06/2023) pukul 16.22 WIB.
Berdasarkan laporan Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Dairi, Provet, api sulit dikendalikan karena pada saat terjadi kebakaran lahan bersamaan dengan musim angin kencang, sehingga api berpotensi dapat merembet ke segala arah.
Baca Juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Desa Komala, Kabupaten Wakatobi
"Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Dairi, Mangala Agni, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Kepala Desa Paropo beserta perangkat desa langsung berkoordinasi melakukan kaji cepat, bersiaga dan berupaya melakukan tindakan pemadaman," tutur Provet.
Di samping itu, tim gabungan juga berjaga sekitar lokasi yang berada di dekat dengan pemukiman penduduk. Hal itu dilakukan guna mengantisipasi agar api tidak membesar dan merembet ke permukiman warga. Tim juga mengerahkan satu mobil pemadam kebakaran guna berjaga-jaga.
Sementara itu berdasarkan laporan visual, api yang membakar lahan terlihat memanjang di lereng bukit perbatasan antara hutan dan permukiman warga. Api juga mengeluarkan asap berwarna putih-kelabu yang membumbung ke angkasa.
"Hingga saat ini tim masih menyelidiki dan belum mengetahui penyebab pasti terjadinya kebakaran lahan tersebut. Luas lahan yang terbakar juga masih dalam pendataan lebih lanjut," ujar Provet.
Kebakaran terjadi pemukiman penduduk
Baca Juga: Kebakaran Lahan Kembali Terjadi di Desa Komala, Kabupaten Wakatobi
Musim kemarau yang sebagian besar sudah dirasakan di beberapa wilayah Indonesia menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan berlangsung lebih panjang dari tahun sebelumnya. Hal itu dipicu oleh adanya fenomena El-Nino.
Demi mengantisipasi terjadinya dampak dari El-Nino yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan, maka Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto, Sabtu (17/06/2023), menyerukan beberapa hal sebagai antisipasi dan penanganannya kepada seluruh BPBD dan lintas instansi terkait di Tanah Air.
Adapun arahan Kepala BNPB yang pertama adalah agar seluruh unsur pemerintah daerah terkait penanganan karhutla melakukan apel kesiapsiagaan dan patroli secara rutin serta membentuk satgas khusus.
Kepala BNPB mengatakan bahwa bencana karhutla menjadi atensi langsung Presiden Joko Widodo, oleh sebab itu dalam penanganannya agar tidak lengah.
Baca Juga: Bupati Ponorogo Siapkan 10 Juta untuk Pesilat yang Mampu Meraih Emas
Kepala BNPB juga mendorong agar satgas penanganan karhutla terus memantau perkembangan cuaca, titik-titik hot spot, tinggi muka air gambut dan faktor lain yang dapat memicu terjadinya karhutla. Peringatan dini terkait beberapa faktor tersebut dapat dipantau melalui BMKG, BRIN, KLHK dan BRGM.
Pihaknya meminta agar seluruh kebutuhan terkait penanganan karhutla dapat diidentifikasi, mulai dari kesiapan personel, ketersediaan peralatan, logistik untuk pemadaman darat maupun udara. Apabila perlu, segala kebutuhan tersebut dapat diusulkan kepada pemerintah pusat.
(ara)
Editor : Fuart