JAKARTA | ARTIK.ID - Dilansir dari saluran TV Sky News Arabia, pihak-pihak yang berkonflik dalam aksi pertempuran yang sedang berlangsung di Sudan mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata dua hari yang dimulai pada hari Minggu, (18/06/2023), besok.
Saluran televisi itu mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan bahwa tentara Sudan dan satuan tugas khusus negara itu telah sepakat untuk menjalankan rezim gencatan senjata pada Minggu dan Senin karena masalah kemanusiaan.
Baca Juga: Drone Ukraina Hantam Gardu Listrik di Wilayah Kursk, Rusia Barat
Tidak ada informasi tentang ketentuan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati dan tentang kemungkinan mediator yang terlibat dalam proses persiapan kesepakatan.
Baca Juga: Berkat Presiden Belarus, Rusia Terhindar dari Perang Saudara Melawan Wagner
"Situasi di Sudan meningkat di tengah ketidaksepakatan antara panglima militer, Abdel Fattah al-Burhan, yang juga mengepalai Dewan Kedaulatan yang berkuasa, dan kepala Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, Mohamed Hamdan Dagalo (dikenal sebagai Hemedti), yang adalah wakil al-Burhan di dewan," dikutip dari kantor berita Tass
Pertikaian utama antara kedua organisasi militer tersebut berkaitan dengan garis waktu dan metode untuk menyatukan angkatan bersenjata Sudan, serta siapa yang harus ditunjuk sebagai panglima tertinggi angkatan darat: seorang perwira militer karir, yang merupakan Pilihan yang lebih disukai Burhan, atau presiden sipil terpilih, seperti yang ditekankan Dagalo. Pada 15 April, bentrokan antara dua struktur militer meletus di dekat pangkalan militer di Merowe dan di Khartoum.
Baca Juga: Selain Perang Melawan Ukraina, Rusia Juga Menghadapi Ancaman Pemberontakan
(diy)
Editor : Natasya