JAKARTA | ARTIK.ID - Santer dikabarkan gempa bumi di Turki berkaitan dengan gempa buatan Amerika Serikat.
Diketahui Amerika Serikat sedang melakukan Program Penelitian High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP), atau dapat diterjemahkan menjadi Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi.
Baca Juga: Setelah Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza, Biden Ditolak Bertemu Pemimpin Timur Tengah
HAARP merupakan sebuah proyek Amerika Serikat yang berbasis di sebuah observatorium di Alaska yang mempelajari atmosfer bagian atas menggunakan pemancar radio.
Dilansir dari Daily Pakistan dari situs resmi proyek tersebut mengatakan, bahwa proyek tersebut mempelajari sifat dan perilaku ionosfer.
Ionosfer membentang kira-kira 50 hingga 400 mil di atas permukaan bumi, tepat di tepi ruang angkasa.
Bersamaan dengan atmosfer atas yang netral, ionosfer membentuk batas antara atmosfer bawah Bumi, yang merupakan tempat manusia hidup dan bernapas.
Pengoperasian fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara AS ke University of Alaska Fairbanks pada 11 Agustus 2015.
Baca Juga: Gedung Kementerian Dalam Negeri Ankara Diserang Teroris
Sehingga memungkinkan HAARP untuk melanjutkan eksplorasi fenomenologi ionosfer melalui perjanjian penelitian dan pengembangan kerja sama penggunaan lahan.
Meskipun proyek tersebut tidak pernah secara resmi menanggapi klaim gempa, proyek tersebut telah berbicara tentang teori manipulasi cuaca.
“Gempa di Turki terlihat seperti operasi hukuman (HAARP) oleh NATO atau AS melawan Turki. Video tersebut menunjukkan sambaran petir, yang tidak biasa terjadi pada gempa bumi, tetapi selalu terjadi pada operasi HAARP," bunyi cuit pengguna di Twitter.
Di sisi lain, ada yang menanggapi klaim yang menyatakan bahwa petir gempa diyakini sebagai muatan listrik dari jenis batuan tertentu di kerak bumi akibat aktivitas seismik.
Baca Juga: Jokowi Lepas Bantuan Tahap 2 untuk Korban Gempa di Turki dan Suriah
Ini bukan pertama kalinya HAARP disalahkan atas bencana yang terjadi oleh para ahli teori konspirasi.
Sebelumnya diklaim untuk gempa Haiti 2010, gempa bumi dan tsunami Chili 2010, dan gempa bumi dan tsunami Jepang 2011. Longsor besar-besaran di Filipina yang menewaskan lebih dari seribu orang pada tahun 2006 juga terkait dengan HAARP.
(ara)
Editor : Fuart