JAKARTA | ARTIK.ID - Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) memutuskan pada sesi luar biasa yang diadakan sebagai konferensi video pada hari Selasa untuk mengirim misi yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal ke Armenia untuk memperkirakan situasi akibat eskalasi di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan. Dilansir dari kantor berita Tass, Rabu (14/09/2022)
"Dalam sidang Dewan Keamanan Kolektif, disepakati untuk mengirim misi Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal CSTO Stanislav Zas dengan partisipasI Kepla Staf Gabungan CSTO Kolonel Jenderal Anatoly Sidorov dan perwakilan negara-negara anggota CSTO ke Republik Armenia," dikutip dari laporan layanan pers sekretariat organisasi.
Baca Juga: 10 Negara dengan Populasi Perempuan Terbanyak, Armenia Menempati Posisi Tertinggi
Hal itu diperlukan untuk melihat dan memperkirakan situasi saat ini, menyusun laporan mendalam kepada kepala negara pada sesi Dewan Keamanan Kolektif berikutnya yang direncanakan akan diadakan pada musim gugur di Yerevan tentang situasi di wilayah tersebut dan mengembangkan proposal tentang penurunan ketegangan saat ini.
Selain itu telah diputuskan pada pertemuan untuk membentuk kelompok kerja yang terdiri dari staf sekretariat dan anggota militer dari markas besar bersama untuk terus memantau situasi di zona tanggung jawab CSTO.
Pada gilirannya, Presiden Rusia Vladimir Putin memberi tahu para anggota pertemuan tentang langkah-langkah praktis tambahan yang dibuat oleh Moskow yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan saat ini di perbatasan antara Armenia dan Azerbaijan.
“Pertukaran pandangan yang terperinci dan adil terjadi. Semua peserta pertemuan Dewan Keamanan Kolektif menyatakan keprihatinan tentang memburuknya situasi di kawasan itu dan mendukung penyelesaiannya hanya dengan menggunakan cara-cara politik dan diplomatik berdasarkan prinsip-prinsip hukum dan perjanjian internasional yang diakui secara universal," tulis laporan itu.
Baca Juga: Medvedev Sebut, Siapapun yang Berkuasa di AS, Hubungan dengan Rusia Tidak akan Membaik
Hal itu ditetapkan dalam pernyataan tiga sisi oleh para pemimpin Azerbaijan, Armenia dan Rusia pada 9 November 2020 lalu, sebagai upaya mediasi Federasi Rusia yang bertujuan untuk menstabilkan situasi di kawasan itu telah didukung sepenuhnya.
Para peserta juga menyampaikan belasungkawa kepada pihak Armenia atas para korban aksi militer dengan penggunaan senjata berat dan pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh.
Sebelumnya dilaporkan telah terjadi peningkatan eakalasi di perbatasan Armenia dan Azerbaijan. Kedua Negara terlibat baku tembak skala besar di perbatasan pada Selasa (13/9/2022).
Baca Juga: Fakta di Balik Penampakan UFO di Kawasan Artik Kutup Utara yang Menghebohkan
Insiden ini menyebabkan beberapa tentara Azerbaijan tewas dalam bentrokan terbaru itu.
(diy)
Editor : Fuart