Monitor Mati, Cuaca Ekstrem Mengintai, DPRD Surabaya Desak Mitigasi Diperketat Hingga Kelurahan

Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko (Doc Rudy)
Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko (Doc Rudy)

SURABAYA – Menjelang puncak musim hujan November–Desember yang diprediksi dibarengi anomali cuaca ekstrem, Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, menggebuk alarm kewaspadaan. Ia mendesak Pemkot Surabaya memperketat mitigasi bencana hingga ke level terbawah, tak hanya bertumpu pada BPBD di tingkat kota.

 

Baca Juga: Bayang-Bayang Dolly Kembali Menguat, DPRD Surabaya Pasang Alarm Bahaya Untuk Generasi Muda

“Pola hujan tahun ini benar-benar tidak stabil. Mitigasi harus diperketat, tidak bisa hanya mengandalkan BPBD di pusat. Kecamatan dan kelurahan wajib menjadi benteng pertama,” tutur politisi Gerindra yang akrab disapa Cak Yebe, pada Warta Artik.id Kamis (21/11).

 

Cak Yebe menekankan, intensitas hujan yang semakin sulit diprediksi, ditambah potensi angin kencang, genangan, dan pohon tumbang, menuntut perangkat wilayah untuk memperkuat patroli serta memetakan titik-titik rawan dan meminta lurah, camat memastikan saluran lingkungan bersih agar air tidak terhambat.

“Kelurahan dan kecamatan itu yang paling dekat dengan warga. Respons awal pada menit-menit pertama sangat menentukan saat hujan ekstrem turun,” tegasnya.

 

Tak hanya itu, ia juga menyoroti pentingnya perlengkapan mitigasi yang harus tersedia dan siap pakai di setiap kelurahan,mulai pompa portabel, gergaji mesin, lampu darurat, hingga pelampung,tanpa harus menunggu bantuan dari BPBD.

“Respons cepat di lapangan itu kuncinya. Peralatan dasar harus ada dan siap digunakan,” imbuh Cak YeBe. 

 

Cak Yebe turut mendesak Pemkot menggencarkan edukasi kebencanaan melalui RT/RW agar warga memahami langkah aman saat hujan lebat, titik kumpul, dan cara melapor ke Command Center 112.

Baca Juga: Api Juang Tak Pernah Padam: Cak YeBe dan Spirit Arek Suroboyo Menuju Indonesia Emas 2045

“Informasi yang cepat bisa menyelamatkan nyawa. Edukasi warga itu bagian dari mitigasi paling efektif,” katanya.

 

Legislator partai Gerindra Surabaya itu, mengamati serius kondisi Command Center Surabaya yang mengalami gangguan teknis. Sebanyak 31 TV monitor yang menayangkan 124 titik CCTV dilaporkan mati, membuat ruang kendali kehilangan kemampuan memantau area vital kota secara real time.

 

Menurutnya, kerusakan ini sangat berbahaya, terutama di periode cuaca ekstrem ketika operator membutuhkan visual penuh untuk mendeteksi banjir mendadak, pohon tumbang, hingga gangguan lalu lintas.

“Monitor yang mati harus segera diganti. Operator Command Center harus bisa melihat semua titik vital agar BPBD bisa bergerak cepat saat keadaan darurat,” terangnya. 

Baca Juga: Gerindra Surabaya Panaskan Mesin Politik di Trawas, Rancang Strategi Menang Pemilu 2029

 

Ia menambahkan, Command Center adalah “tulang punggung” mitigasi modern. Jika perangkat kunci macet, maka kecepatan respons bisa terhambat dan risiko bagi warga semakin besar.

 

Sebagai tindak lanjut, Komisi A memastikan akan memanggil dinas terkait untuk mengevaluasi kesiapan peralatan mitigasi, termasuk percepatan perbaikan Command Center.

“Kami tidak ingin ada kelalaian teknis yang membuat respons bencana terlambat. Semua perangkat harus bekerja 100 persen karena keselamatan warga adalah prioritas utama,” tutup Cak YeBe. (Rda) 

Editor : rudi