Dandan Omah, Secercah Harapan Baru di Tengah Kota: DPRD Surabaya Tinjau Perbaikan Rutilahu

Suasana Eri Irawan saat mengunjungi Rutilahu bapak Sumardi (Doc Eri)
Suasana Eri Irawan saat mengunjungi Rutilahu bapak Sumardi (Doc Eri)

SURABAYA – Setiap pagi, Sumardi mengayuh becaknya menyusuri jalan-jalan di Kecamatan Mulyorejo. Di balik senyumnya yang sabar, bertahun-tahun ia pulang ke rumah dengan dinding rapuh dan atap bocor. Namun tahun ini, lembaran baru hidupnya mulai ditulis, rumahnya sedang direnovasi.

Bukan karena warisan, bukan pula karena keberuntungan sesaat. Tapi karena hadirnya program “Dandan Omah”, inisiatif Pemerintah Kota Surabaya untuk memperbaiki rumah tidak layak huni (Rutilahu). Tahun ini, 2.069 rumah seperti milik Sumardi sedang dalam proses perbaikan, melanjutkan jejak program yang telah menyentuh 9.500 rumah sejak diluncurkan pada 2021 oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi.

Baca Juga: PDIP Surabaya Memanas: Armuji dan Adi Sutarwijono Muncul Sebagai Kandidat Kuat Ketua DPC

Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Eri Irawan, meninjau langsung rumah Sumardi yang tengah diperbaiki. Ia menegaskan bahwa program ini lebih dari sekadar renovasi fisik.

“Ini adalah bentuk nyata keadilan sosial. Kita tidak boleh membiarkan ada warga yang tertinggal, sementara kota terus bergerak maju,” tuturnya pada Warta Artik.id Selasa (30/09).

Legislator Muda dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya itu menekankan, bahwa rumah yang layak bukan hanya tempat berteduh, tapi juga pondasi bagi masa depan. Sirkulasi udara yang baik, sanitasi yang memadai,semuanya menopang tumbuhnya generasi yang sehat dan kuat, baik fisik maupun mental.

Baca Juga: Surabaya Bukan Biang Gagalnya Trans Jatim Koridor VII Tegas Eri Irawan

“Di rumah itulah anak-anak dibesarkan dan dibentuk. Maka memperbaiki rumah warga, sama artinya dengan berinvestasi pada masa depan kota ini,” lanjut Ketua Komisi C DPRD Surabaya tersebut. 

Lebih dari itu, “Dandan Omah” juga menjadi penggerak roda ekonomi lokal. Pengerjaannya menggunakan sistem padat karya, melibatkan Kelompok Teknis Perbaikan Rumah (KTPR) di setiap kelurahan, sehingga warga sekitar turut mendapat penghasilan.

“APBD Surabaya harus memberi manfaat luas. Ini bukan hanya soal bangunan, tapi tentang pemberdayaan. Model pembangunan seperti ini harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan,” tegas Eri.

Baca Juga: Eri Irawan Desak YKP Harus Lincah dan Berani, Bukan Hanya Bangun Rumah!

Ia juga mengajak semua pihak, pemerintah pusat, provinsi, BUMN, swasta, hingga lembaga zakat, untuk bergotong royong mewujudkan mimpi warga yang belum tersentuh program ini.

“Di tengah hiruk-pikuk kota, ada peluh seorang pengayuh becak seperti Pak Sumardi yang kini punya harapan baru. Sebuah rumah layak, tempat bermimpi lebih tinggi, dan saksi bisu perjalanan hidup,” pungkasnya. (Rda) 

Editor : rudi