Dakel Gagal Terus, Cak Yebe Rogoh Kocek Pribadi Selamatkan Punden Telogo Sepat

Wakil ketua DPC Gerindra Surabaya saat di punden telogo (Doc. YeBe)
Wakil ketua DPC Gerindra Surabaya saat di punden telogo (Doc. YeBe)

SURABAYA – Harapan warga RW 5 Lidah Kulon untuk memperbaiki plengsengan Punden Telogo Sepat terus menemui jalan buntu. Proposal demi proposal lewat dana kelurahan (dakel) tak juga membuahkan hasil. Tapi, saat pemerintah belum turun tangan, Politisi Partai Gerindra Yona Bagus Widyatmoko, hadir membawa solusi nyata.

Cak Yebe (sapaan akrabnya) ini memilih tak tinggal diam. Ia merogoh kocek pribadinya sebesar Rp26,5 juta untuk membiayai pembangunan plengsengan sisi utara punden yang kondisinya sudah mengkhawatirkan dan rawan longsor.

Baca Juga: Kampung Pancasila Dikebut Tanpa Persiapan, DPRD Tidak Dilibatkan, LUCU!!

“Alhamdulillah, melalui momentum reses ini saya bisa membantu pembangunan plengsengan Punden Telogo Sepat dengan dana pribadi. Sisi utara ini urgent karena rawan longsor, apalagi saat musim hujan,” tutur Cak YeBe saat reses di lokasi, Sabtu (13/09).

Menurut Cak Yebe, jika dibiarkan, tanah di sekitar punden bisa ambles dan mengancam bangunan balai RW serta pendopo yang menjadi pusat aktivitas warga.

Punden Telogo Sepat bukan sekadar ruang publik. Lokasi ini merupakan situs bersejarah yang sarat nilai budaya dan spiritual masyarakat setempat. Dahulu dikenal sebagai Waduk Sakti Sepat, telaga ini dipercaya sebagai tempat keramat dan masih kerap digunakan untuk ritual adat seperti sedekah bumi.

“Punden ini bukan tempat biasa. Ini bagian dari identitas dan sejarah warga Sepat Lidah Kulon. Kalau rusak, bukan hanya tanahnya yang hilang, tapi juga warisan leluhur,” tegas Cak Yebe.

 

Sayangnya, keberadaan situs-situs budaya seperti ini kerap luput dari perhatian pemerintah. Warga sudah berkali-kali mengajukan pembangunan melalui dakel, namun tak satu pun mendapat realisasi.

Baca Juga: Reses DPRD Surabaya Dorong Digitalisasi Layanan Adminduk Dengan KNG Mobile

“Kesuwen ngenteni. Padahal ini bagian dari kasanah budaya Surabaya yang layak dilestarikan,” imbuhnya.

 

Langkah Cak Yebe menjadi bentuk nyata sinergi antara wakil rakyat dan masyarakat dalam menjaga warisan budaya. Ia pun berharap pemerintah kota lebih peka dan responsif terhadap kondisi situs-situs historis yang mulai tergerus zaman.

“Ini bukan sekadar infrastruktur kecil. Ini tentang menjaga identitas kota, menjaga sejarah. Pemerintah harus lebih peduli,” tegasnya.

Baca Juga: Pungli di Kelurahan Kebraon, Surabaya Butuh Abdi Rakyat Bukan Calo Berseragam, Geram Cak YeBe

 

Ketua RW 5 Poniman menyambut antusias pembangunan ini. Mereka berharap Punden Telogo Sepat bisa tetap berdiri kokoh dan selamat dari ancaman longsor, terutama saat musim hujan tiba.

“Semoga langkah ini bisa jadi contoh bagaimana legislatif dan masyarakat bisa bahu-membahu menjaga budaya dan lingkungan,” pungkas Cak YeBe. 

Editor : rudi