Yordan Nilai Kudatuli 1996 Bukan Sekadar Sejarah, Tapi Identitas Perjuangan

Yordan Batara goa saat acara Kudatuli di dpc PDIP Surabaya. (Doc alam)
Yordan Batara goa saat acara Kudatuli di dpc PDIP Surabaya. (Doc alam)

SURABAYA – Dalam rangka mengenang 29 tahun peristiwa bersejarah Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli 1996), Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar peringatan secara masif dan menyentuh akar rumput, Sabtu (27/7). Tak hanya dipusatkan di Kantor DPC, acara ini berlangsung serentak di 155 titik se-Kota Surabaya, hingga ke tingkat kelurahan.

Peringatan ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi panggilan sejarah, refleksi perjuangan, dan konsolidasi ideologi bagi seluruh kader Banteng dari pusat hingga akar rumput.

Baca Juga: Deni Wicaksono: Merawat Ingatan Menguatkan Barisan, Refleksi Kudatuli 1996

Yordan M. Batara-Goa, Plt Ketua DPC PDIP Surabaya dan anggota DPRD Jatim, menyampaikan orasi politik penuh semangat. Ia menegaskan pentingnya memperingati Kudatuli hingga tingkat kelurahan agar semangatnya benar-benar meresap dalam sanubari seluruh kader.

“Partai ini tak dibangun dengan retorika. Ia dibangun dengan air mata dan pengorbanan. Kudatuli bukan kisah lalu, tapi bahan bakar perjuangan hari ini,” tegas Yordan.

Dalam acara ini hadir pula elemen-elemen pendukung seperti Komunitas Juang Merah Total (KJMT), divisi becak, dan kader-kader Pro-Megawati (Promeg). Yordan memberi penghormatan khusus kepada Promeg sebagai garda awal perjuangan.

“Kalian adalah penjaga nyala semangat partai ini. Tanpa Promeg, tidak ada bara yang menyala hingga hari ini,” ucap Yordan, disambut riuh tepuk tangan.

Baca Juga: Refleksi Kudatuli di Surabaya PDI Perjuangan Kobarkan Semangat Perjuangan dan Kesetiaan Tanpa batas

Yordan juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi bangsa yang kaya sumber daya namun belum mampu mewujudkan kesejahteraan rakyat. Ia mengingatkan kader PDIP agar tidak terjebak dalam kenyamanan jabatan.

“Kita ini bukan pejabat, kita adalah petugas partai. Tugas kita bukan cari aman, tapi cari solusi,” serunya. “Tanya diri kita, apakah kita sudah berjuang sehebat-hebatnya untuk rakyat?”

Ia pun mengapresiasi peran para tokoh PDIP Surabaya seperti Adi Sutarwijono, Budi Leksono, dan Walikota Eri Cahyadi yang dinilai konsisten mengawal kebijakan pro-rakyat.

Baca Juga: Abdul Malik Tinjau Puskesmas wonokusumo dorong Peningkatan layanan demi kesehatan warga

Acara ditutup dengan pemberian santunan kepada para anggota divisi becak simbol perjuangan wong cilik yang selalu berdiri bersama PDI Perjuangan.

“Ini bukan akhir, ini baru awal dari tekad kita untuk terus menjaga marwah perjuangan. Kudatuli bukan sekadar tanggal. Ia adalah identitas kita,” pungkas Yordan. (Rda) 

 

Editor : rudi