SURABAYA - Tiongkok mengeluarkan peringatan risiko gangguan pasokan listrik pada Rabu (23/7) seiring negara itu menghadapi lonjakan permintaan energi di tengah gelombang panas ekstrem yang melanda sebagian besar wilayahnya.
Pejabat energi setempat mengungkapkan bahwa permintaan listrik nasional untuk pertama kalinya melampaui 1,5 miliar kilowatt pekan lalu. Angka ini menjadi rekor ketiga berturut-turut yang dicatat Tiongkok bulan ini, seiring masyarakat berjuang untuk tetap sejuk di tengah suhu tinggi yang terus memecahkan rekor.
Gelombang panas yang melanda wilayah Tiongkok memicu peringatan kesehatan nasional pertama terkait risiko panas ekstrem pada bulan ini, dengan pihak berwenang meminta warga, terutama kelompok lansia, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi sengatan panas yang mematikan.
Pihak berwenang juga memperingatkan bahwa suhu tinggi yang berkepanjangan akan terus memicu peningkatan konsumsi listrik akibat penggunaan pendingin ruangan, meningkatkan tekanan pada infrastruktur energi negara. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya pemadaman listrik di sejumlah wilayah apabila pasokan tidak mampu memenuhi lonjakan permintaan.
Badan Meteorologi Tiongkok telah mengeluarkan peringatan merah untuk beberapa wilayah, termasuk pusat-pusat industri utama, dengan suhu yang diperkirakan akan tetap tinggi dalam beberapa hari mendatang.
Pemerintah setempat juga menyerukan langkah-langkah konservasi energi di berbagai kota dan kawasan industri, mengingat pentingnya menjaga pasokan listrik tetap stabil untuk mendukung aktivitas masyarakat dan perekonomian di tengah kondisi cuaca ekstrem ini.
Bila ingin dibuatkan judul alternatif, tag Google News, atau versi untuk media sosial, silakan kirim instruksi berikutnya. (red)
Editor : Fudai