Cak Bulek ingatkan DKPP Jangan Represif Pedagang Hewan Kurban Butuh Ruang yang Layak

Anggota komisi B DPRD kota Surabaya Budi leksono. (Rudi)
Anggota komisi B DPRD kota Surabaya Budi leksono. (Rudi)

SURABAYA – Menjelang Hari Raya Idul Adha, anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono, menegaskan pentingnya pengawasan terhadap kondisi kesehatan hewan kurban baik didalam kota atau yang datang dari luar kota Surabaya.

sejumlah persoalan yang sering terjadi, seperti hewan gelonggongan dan temuan daging rusak atau terkontaminasi bakteri setelah disembelih.

Baca Juga: Awal Mula Idul Adha dan 30 Kata Mutiara Ucapan 'Selamat Hari Raya Idul Adha' yang baik

“Kadang secara fisik terlihat sehat, tetapi saat dipotong, baru diketahui dagingnya rusak atau mengandung bakteri. Bahkan ada sapi gelonggongan yang kelihatan besar, tapi ternyata merugikan setelah disembelih,” tuturnya Pada warta Artik.id, Rabu (28/5).

Politisi PDI Perjuangan itu menyarankan pemanfaatan Rumah Potong Hewan (RPH) yang dimiliki Kota Surabaya karena fasilitas tersebut telah dilengkapi pemeriksaan dokter hewan hingga sistem pengemasan daging. RPH juga memiliki sistem pengolahan limbah dan pemisahan jenis daging yang sesuai standar kesehatan.

Cak bulek (sapaan akrabnya) juga mengingatkan agar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya meningkatkan pengawasan, terutama jika ada laporan masyarakat terkait dugaan kondisi hewan kurban yang tidak layak atau berpotensi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca Juga: Pantau Kondisi Angkutan Kereta Api di Masa Long Weekend Idul Adha, Menhub Apresiasi Layanan KAI

“Terkadang warga tidak melihat langsung hewan yang dibeli. Setelah tiba di lokasi seperti masjid atau tempat distribusi, baru diketahui kondisinya tidak baik. Ini tentu merugikan masyarakat,” lanjutnya.

Cak bulek meminta aparat wilayah seperti lurah dan camat untuk aktif mengawasi distribusi hewan kurban di wilayahnya, serta seluruh pihak, termasuk masyarakat, penjual hewan, dan dinas terkait, untuk bersinergi dalam menjaga keamanan dan kelayakan hewan kurban.

Selain itu, Ia mengimbau agar penjual hewan seperti kambing diberi ruang usaha yang layak selama momentum Idul Adha berlangsung, tanpa tindakan represif dari aparat.

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Penumpang Liburan ke Bali, KAI Operasionalkan KA Mutiara Timur

“Kalau tempat jualan hewan kurban layak dan tidak mengganggu, tolong jangan langsung ditertibkan. Ini kan hanya sekitar seminggu. Berikan solusi dan edukasi, bukan tindakan yang membuat masyarakat takut berusaha,” ungkapnya.

Terakhir, ia mendorong agar proses pemotongan di RPH dilakukan secara transparan, termasuk penetapan harga jasa potong hingga distribusi daging dalam bentuk kemasan. Dengan demikian, warga tidak repot, dan semua proses berlangsung aman dan higienis. (Rda)

Editor : rudi