BANDUNG | ARTIK.ID - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama CEO PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo dan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin membuka ASEAN Railway CEO Conference ke-44 di Bandung pada Selasa (3/9). Konferensi ini berlangsung selama empat hari, mulai 2 hingga 5 September 2024.
Dalam keterangan pers pada Kamis (5/9), Menteri Budi Karya menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami perkembangan signifikan di sektor perkeretaapian, terutama dengan beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh.
Baca Juga: PT KAI Gelar Upacara Tabur Bunga Peringati HUT ke 79 di TMP Cikutra Bandung
Selain itu, Indonesia juga sedang memperluas jaringan transportasi kereta perkotaan dengan pembangunan MRT dan LRT Jabodebek yang sedang berlangsung.
Proyek terbaru lainnya adalah Autonomous Rail Transit di Nusantara, yang akan menjadi Ibu Kota Negara baru. Jalur-jalur ini akan melengkapi jaringan kereta api perkotaan di Jakarta dan diharapkan menjadi solusi efektif untuk mobilitas masyarakat.
“Saya yakin pembangunan sektor perkeretaapian kita masih berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang gemilang. Kita harus memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat kerja sama dan membangun hubungan yang lebih erat guna mencapai tujuan tersebut,” kata Budi Karya.
CEO PT KAI Didiek Hartantyo menegaskan bahwa tujuan dari ASEAN Railway CEO Conference ke 44 adalah memperkuat hubungan dan kerja sama antara operator perkeretaapian dan pelaku industri di ASEAN.
Didiek mengatakan bahwa melalui kerja sama tersebut dapat tercapai tujuan bersama yang mencerminkan semangat ASEAN, saling menguntungkan, sukses, dan ketahanan bersama menghadapi berbagai tantangan.
2024 tema konferensi kami adalah 'Driving Sustainability with Digital Innovation', yang didasari pada tantangan global yang sedang dihadapi, termasuk kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim, meningkatkan efisiensi operasional dan memenuhi meningkatan permintaan akan transportasi yang lebih berkelanjutan.
“Perkembangan teknologi dan perubahan permintaan pelanggan sangat penting dalam pembentukan fokus ini,” jelas Didiek.
Baca Juga: Konferensi ARCEOs ke 44, KAI Ajak Masyarakat Kurangi Plastik dengan Fasilitas Ramah Lingkungan
Konferensi Perubahan Iklim 2023 (COP28) menjadi titik balik bagi Asia Tenggara, dengan hampir seluruh negara ASEAN berkomitmen terhadap net zero emissions, yang mencakup 91% emisi karbon di wilayah tersebut.
Bagi sektor perkeretaapian, hal itu menjadi urgensi untuk menyelaraskan operasi dengan tujuan tersebut.
“Dengan inovasi digital kita bisa meningkatkan efisiensi, mengurangi jejak karbon, dan berkontribusi pada transisi menuju perekonomian rendah karbon,” tambah Didiek.
Baca Juga: Dirut KAI, Didiek Hartantyo Berbagi Inspirasi dan Inovasi Bersama Mahasiswa Baru UNS
Selama empat hari konferensi, peserta akan terlibat dalam diskusi tentang topik-topik penting, bertukar gagasan, dan menyusun strategi untuk masa depan yang berkelanjutan bagi industri perkeretaapian, dengan fokus khusus pada kawasan ASEAN.
“Kami juga ingin memberikan pengalaman budaya kepada para peserta, menampilkan keindahan dan tradisi Indonesia seperti pertunjukan budaya, tarian tradisional, serta kuliner khas Jawa. Kami juga mengajak peserta tur ke Gunung Tangkuban Perahu dan mencoba kereta cepat Whoosh yang menawarkan pemandangan menakjubkan,” ungkap Didiek.
Didiek mengajak semua peserta untuk aktif berbagi wawasan dan menjajaki peluang kolaborasi di masa depan guna membangun masa depan perkeretaapian ASEAN yang lebih berkelanjutan dan inovatif secara digital.
“Kami yakin konferensi ini tidak hanya akan memperkuat kerja sama antar operator kereta api, tetapi juga mempromosikan keberlanjutan dan inovasi digital dalam semangat persatuan ASEAN. Bersama, kita dapat membangun masa depan di mana jalur kereta api menghubungkan negara-negara kita dan mendukung pertumbuhan serta keberhasilan ASEAN,” tutup Didiek.
Editor : Fudai