JAKARTA | ARTIK.ID - Beberapa negara anggota OPEC+, termasuk Arab Saudi dan Rusia, mulai mengurangi produksi minyak mereka secara sukarela pada bulan Januari 2024. Pemangkasan ini dilakukan dengan tambahan volume agregat sebesar 2,2 juta barel per hari (bpd) sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Kebijakan ini diambil untuk mencapai keseimbangan di pasar minyak yang saat ini masih dibayangi oleh ketidakpastian global, termasuk perang di Ukraina dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Baca juga: Indonesia dan Arab Saudi Bentuk Dewan Koordinasi Tertinggi untuk Perkuat Kerjasama
Arab Saudi, sebagai produsen minyak terbesar di dunia, akan mengurangi produksi sebesar 1 juta bpd hingga akhir Maret 2024. Sementara itu, Rusia akan memperdalam pengurangan pengiriman minyak ke pasar dunia dari 300.000 bpd menjadi 500.000 bpd.
Negara-negara OPEC+ lainnya akan menurunkan produksi sebesar hampir 700.000 bpd, termasuk Irak (223.000 bpd), Uni Emirat Arab (UEA) (163.000 bpd), Kuwait (135.000 bpd), Kazakhstan (82.000 bpd), Aljazair (51.000 bpd), dan Oman (42.000 bpd).
Pemotongan ini bukan bagian dari perjanjian OPEC+ dan tetap bersifat opsional.
Mengingat Arab Saudi memperpanjang pengurangan produksi yang sudah berlaku sejak Juli 2023 dan tidak memperdalamnya, serta Rusia memangkas volume pasokan yang sudah berkurang sebanyak 200.000 bpd, maka volume pengurangan baru untuk pasar hanya akan mencapai 896.000 bpd.
Baca juga: Jokowi dan Ibu Iriana Menghadiri KTT ASEAN-GCC di Arab Saudi
Selain pemotongan baru, sejumlah anggota OPEC+ akan terus menepati perjanjian mereka untuk mengurangi produksi sebesar 1,66 juta bpd pada akhir tahun 2024. Langkah ini telah berlaku sejak Mei 2023.
Dengan demikian, keseluruhan volume pengurangan produksi minyak secara sukarela oleh negara-negara OPEC+ akan mencapai 3,86 juta bpd hingga akhir kuartal pertama tahun 2024.
Pemotongan produksi minyak ini diperkirakan akan berdampak positif terhadap harga minyak dunia. Harga minyak WTI dan Brent telah mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir.
Baca juga: Putin Mulai Produksi Mobil dalam Negeri dan Pejabat Rusia Wajib Menggunakannya
Revisi Kuota Produksi Minyak
Sebagai bagian dari perjanjian OPEC+, revisi kuota produksi minyak akan berlaku pada tahun 2024. Misalnya, tingkat produksi resmi Rusia diturunkan dari 10,478 juta bpd menjadi 9,949 juta bpd, dan kuota Azerbaijan dikurangi dari 684.000 bpd menjadi 551.000 bpd. Sementara itu, kuota UEA naik dari 3,019 juta bpd menjadi 3,219 juta bpd.
Menurut perhitungan TASS, batas produksi minyak negara-negara OPEC+ akan diturunkan sebesar 1,321 juta bpd mulai tahun 2024, menjadi 40,535 juta bpd.
(red)
Editor : Fuart