Pemkot Surabaya Mulai Salurkan DBHCT untuk Warga Miskin

Reporter : Fudai
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajrihatin

SURABAYA | ARTIK.ID - Pemerintah Kota Surabaya mulai menyalurkan Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT) untuk sejumlah program padat karya bagi warga miskin.

Salah satu program padat karya itu dalam bentuk pemberian sarana usaha toko kelontong.

Baca juga: Eri Cahyadi Buka Kembali Jalan Penghubung Bulak Banteng danTambak Wedi yang Ditutup Sejak 2018

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajrihatin, Sabtu (30/9/2023), mengatakan, toko kelontong merupakan salah satu program padat karya yang diusulkan oleh warga miskin.

Sebelumnya, mereka telah didata Perangkat Daerah (PD) pemkot dan ditanya terkait jenis usaha apa yang diinginkan.

"Kami di Dinas Sosial ada program yang dibiayai oleh cukai tembakau dan sesuai dengan juknisnya, itu bisa digunakan untuk peralatan usaha," kata Anna.

Anna menjelaskan bahwa padat karya merupakan program pemberdayaan warga miskin yang diinisiasi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Program tersebut berupa intervensi bantuan bagi warga miskin untuk disalurkan bekerja ke perusahaan atau diberikan sarana usaha.

"Dalam program padat karya ini, Pak Wali Kota menginginkan semua warga miskin mendapatkan intervensi. Nah, bentuk intervensi kan banyak, baik disalurkan ke perusahaan maupun diberikan sarana usaha," ujarnya.

Baca juga: Menghadapi Kotak Kosong, Harus Membuktikan Seberapa Kuat Eri Cahyadi di Mata Warga Surabaya

Oleh karena itu, Menurut Anna, saat ini pemkot melalui Dinas Sosial menyalurkan bantuan sarana usaha berupa toko kelontong.

Bantuan usaha toko kelontong dari DBHCT diberikan kepada 174 warga miskin yang sebelumnya mengusulkan melalui perangkat daerah.

"Saat ini ada penyaluran untuk toko kelontong. Insyaallah minggu depan ada sarana usaha yang lain, ada jahit, ada lagi potong rambut. Jadi penyalurannya memang kita secara bertahap," ungkap dia.

Pihaknya berharap, melalui sarana usaha toko kelontong tersebut, pendapatan keluarga miskin bisa meningkat. Misalnya, ketika gaji pekerjaan suami Rp2 juta, maka jika diakumulasi dengan penghasilan toko kelontong yang dikelola istri, total bisa mencapai sekitar Rp3,5 - 4 juta.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi  Terbitkan SE untuk Cegah Penyebaran Mpox

"Harapannya nanti sesuai arahan Pak Wali Kota, setelah diberikan bantuan peralatan usaha, omzet (pendapatan) mereka meningkat. Nah, di Bulan Desember 2023, kita adakan lagi updating data (keluarga miskin)," ungkapnya.

Lebih dari itu, Anna juga menyatakan, bahwa melalui kerjasama seluruh PD di lingkup pemkot dan para stakeholder, maka diharapkan warga miskin di Kota Surabaya bisa terus berkurang. "Harapannya warga miskin di Surabaya berkurang," pungkasnya.

Sebagai diketahui, bahwa Pemkot Surabaya melalui Dinas Sosial menyalurkan DBHCT untuk sejumlah program padat karya bagi warga miskin. Salah satu program padat karya dari DBHCT itu berupa pemberian sarana usaha toko kelontong. Rencananya, untuk jenis sarana usaha yang lain akan disalurkan Dinas Sosial secara bertahap.

(red)

Editor : Fuart

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru