JAKARTA | ARTIK.ID - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog merespon langkah Kementerian Perdagangan atau Kemendag yang berencana akan mengimpor beras sebanyak 1 juta ton dari India. Direktur Utama Bulog Budi Waseso atau Buwas mengatakan rencana impor perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Menurut Buwas, impor beras tambahan tersebut belum tentu dilaksanakan karena akan melihat kondisi stok dan produksi dalam negeri.
Baca juga: Artik Kembali Dilanda Kebakaran, Emisi Karbon Mencapai Level Tinggi dalam 5 Tahun Terakhir
Ia menegaskan bahwa impor beras hanya sebagai antisipasi jika terjadi dampak cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino yang bisa mengganggu hasil panen.
"Kontrak itu boleh saja ada tetapi belum tentu dilaksanakan, sesuai kebutuhan. Jadi jangan kita dapat penugasan impor langsung impor. Karena pangan itu jadi masalah kalau disimpan lama. Ini untuk ancang-ancang atau antisipasi," ujar Buwas di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Baca juga: Tiga Pemuda Dibekuk Polisi saat Jual Beli Sabu di SPBU Pagelaran
Buwas juga mengatakan bahwa impor beras yang sudah dipastikan berjalan ada sebanyak 2 juta ton yang kedatangannya masih berangsur. Impor beras tersebut merupakan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Bulog untuk memenuhi cadangan beras pemerintah (CBP) dan menjaga stabilitas harga di pasaran.
"Yang 2 juta saja belum semua diimpor. Kita lakukan importasi secara terukur. Sudah disampaikan Pak Menteri Koordinator Perekonomian, Pak Menteri Perdagangan, Pak Menteri Pertanian dan saya menyampaikan importasi yang terukur sehingga harga di tingkat petani tercapai," kata Buwas.
Baca juga: ITS Luncurkan Mobil Formula Anargya EV Terbaru untuk Ajang FSAE Japan 2023
(diy)
Editor : Fuart