SURABAYA | ARTIK.ID - Emas batangan PT Aneka Tambang (ANTM) terjun ke level Rp 1.000 awal pekan ini, Senin (19/12/2022).
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga emas, diantaranya:
Baca juga: Plafon Hutang AS Naik, Investor Borong Dolar, Rupiah Tak Perkasa Lagi
Nilai tukar mata uang:
Emas sering dianggap sebagai aset lindung nilai, sehingga harganya dapat dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang. Jika nilai tukar mata uang meningkat, harga emas dapat turun karena menjadi lebih mahal bagi pembeli dari negara lain untuk membelinya.
Tingkat suku bunga:
Ketika tingkat suku bunga meningkat, emas menjadi kurang menarik bagi investor karena mereka dapat mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi dengan menanamkan uangnya di instrumen keuangan lain yang membayar bunga. Sebaliknya, ketika tingkat suku bunga rendah, emas menjadi lebih menarik karena memberikan imbal hasil yang lebih tinggi daripada investasi lain yang membayar bunga rendah.
Permintaan dan penawaran:
Permintaan dan penawaran juga dapat mempengaruhi harga emas. Jika permintaan terhadap emas tinggi dan penawaran terbatas, harganya akan naik. Sebaliknya, jika permintaan rendah dan penawaran tinggi, harganya akan turun.
Kondisi ekonomi dan politik:
Kondisi ekonomi dan politik yang tidak pasti dapat membuat investor cenderung membeli emas sebagai aset lindung nilai. Jika kondisi ekonomi dan politik stabil, investor mungkin lebih cenderung menanamkan uangnya di instrumen keuangan lain yang dianggap lebih menguntungkan, sehingga dapat menyebabkan harga emas turun
Penggunaan emas dalam industri:
Baca juga: Bank Sentral Kompak Naikkan Suku Bunga, Fluktuasi Emas Tanah Air Makin Tajam
Emas juga digunakan dalam berbagai industri, seperti elektronik, perhiasan, dan farmasi. Jika permintaan terhadap emas untuk keperluan industri turun, harganya juga dapat ikut turun
Melansir situs Logam Mulia, harga satu gram emas Antam hari ini dihargai senilai Rp 1.007.000. Lalu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga turun Rp 1.000 menjadi Rp 904.000 per gram.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (16/12), harga arga emas batangan PT Aneka Tambang (ANTM) anjlok Rp 13.000. Adapun, harga pembelian kembali anjlok lebih dalam Rp 16.000 menjadi Rp 897.000 per gram.
Sedangkan pedagang menata emas antam di Jakarta, Rabu (17/2/2021) anjlok hingga Rp13 ribu (1,4 persen) menjadi Rp 922 ribu per gram dibandingkan Selasa (16/2) dan merupakan harga terendah sejak 23 Juli 2020 atau sekitar tujuh bulan yang lalu.
Dilansir dari Reuters, harga emas mereda hari ini pada waktu zona Asia, karena pasar memperkirakan lebih banyak kenaikan suku bunga di tahun depan oleh Federal Reserve Amerika Serikat.
Harga emas di pasar spot turun 0,1% ke US$ 1.791,25 per troi ons. Sementara, emas berjangka AS sedikit berubah pada US$ 1.800,70 per troi ons.
Baca juga: Bank Sentral Kompak Naikkan Suku Bunga, Fluktuasi Emas Tanah Air Makin Tajam
Reuters menulis, pembuat kebijakan Fed mungkin perlu menaikkan biaya pinjaman AS di atas puncak 5,1%. Lalu mempertahankannya di presentase tersebut yang diproyeksikan hingga 2024 untuk menekan inflasi tinggi keluar dari ekonomi.
Selain itu, indeks dolar AS naik 0,1% membuat mata uang dolar AS menjadi lebih kuat dan membuat emas lebih mahal bagi pembeli mancanegara.
Sementara itu, pedagang emas India menawarkan diskon yang lebih besar untuk menarik konsumen yang menunda pembelian karena lonjakan harga minggu lalu.
Sedangkan rencana pembukaan pembatasan kembali di Cina telah membuat premi tetap kokoh pada pembeli emas batangan terbesar dunia.
(ara)
Editor : Fuart