Seberapa Jauh Implikasi Jika Terjadi Perang Nuklir, Baca Ini

Artik
(Foto: Ilustrasi)

SURABAYA | ARTIK.ID - Perang Rusia dan Ukraina yang dipicu oleh probaganda NATO dan AS yang bergerak semakin ke timur, telah hampir menghabiskan minggu kedua sejak dimulainya perang.

Meski punya kemungkinan yang kecil, namun banyak pengamat telah menyatakan kekhawatiran tentang perang nuklir yang akan menimbulkan akibat sangat buruk pada kehidupan umat manusia.

Baca juga: Indonesia Ingin Punya Pembangkit Nuklir, RUU Digodok, Pro Kontra Bermunculan

Pertanyaannya, seperti apa ledakan bom nuklir bagi mereka yang berada di darat dan apa yang akan terjadi setelahnya, jawabannya tentu saja tergantung pada seberapa banyak senjata yang dijatuhkan.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia dan Amerika Serikat memiliki 90% senjata nuklir dunia, Rusia memiliki 1588 senjata yang lebih banyak dipasang pada rudal antar benua dengan jangkauan setidaknya 5500 KM.

Sedangkan Amerika Serikat memiliki 1644 senjata yang disiapkan dengan cara yang sama, kedua negara juga memiliki hampir Rp5.000 senjata aktif dalam penyimpanan. 

Jika pengerahan nuklir kedua negara itu tak bisa dihindari, maka hampir bisa dipastikan itu adalah awal dari kepunahan umat manusia, bukan hanya karena kematian instan di awal perang nuklir, tetapi juga karena pendinginan Global atau disebut musim dingin nuklir yang akan mengikutinya.

Dari segala kemungkinan terburuk, Federasi Ilmuwan Amerika mengatakan, skenario yang paling mungkin adalah melibatkan konflik nuklir skala terbatas menggunakan Apa yang disebut senjata atom, mengingat sebanyak 30% hingga 40% persenjataan Amerika dan Rusia terdiri dari bom yang lebih kecil ini.

Senjata-senjata tersebut memiliki jangkauan kurang dari 500 KM, dan kurang dari 600 KM, yang bisa dioperasikan dan bergerak melalui laut atau udara. Namun begitu senjata-senjata tersebut tetaplah mengerikan, akan tetapi tidak akan menciptakan kiamat nuklir Global terburuk, namun juga perlu dicatat bahwa hanya orang gila yang menginkan perang nuklir terjadi.

Ada berbagai jenis dan ukuran senjata nuklir modern, dimulai dengan memicu reaksi Fisi.

Fisi adalah pemecahan inti atom berat menjadi atom yang lebih ringan, sebuah proses yang melepaskan neutron, neutron ini pada gilirannya dapat meluncur ke inti atom terdekat, membelahnya dan memicu reaksi berantai di luar dari ledakan Fisi yang dihasilkan sangat menghancurkan.

Ini adalah komposisi jenis senjata yang dikenal sebagai bom atom yang pernah menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki Jepang, dengan kekuatan antara 15 hingga 20 kg.

Namun banyak senjata modern memiliki tensi untuk menimbulkan kerusakan yang lebih parah yang dikenal sebagai bom termonuklir atau bom hidrogen, yang menggunakan kekuatan reaksi Fisi awal untuk menggabungkan atom hidrogen di dalam senjata reaksi Fusi.

Hal itu memicu lebih banyak lagi ukuran yang menciptakan lebih banyak Fisi, yang kemudian menciptakan lebih banyak Fusi, begitu seterusnya.

Hasilnya adalah bola api dengan suhu yang menyamai panasnya pusat matahari, dan telah diuji tetapi tidak pernah digunakan dalam pertempuran.

Baca juga: Kelompok Tempur Rusia Kembali Hancurkan Serangan Ukraina di Kupyansk

Bila senjata diluncurkan di titik nol, maka siapapun yang ada di sekitar peledakan itu dijamin tidak akan selamat.

Dan apa bila senjata nuklir itu beratnya 10 kg, sama dengan ukuran bom yang diluncurkan di Hirosima dan Nagasaki, maka itu akan membunuh sekitar 50% orang dalam radius 32 km dari titik nol, itu jika diledakkan di darat, namun jika diledakkan di udara akan memiliki radius ledakan yang lebih luas dan akan lebih banyak korban tewas.

Belum lagi kebakaran yang meluas dan paparan radiasi yang Intens akan membuat legbih banyak orang yang cacat dan menderita kangker.

Saat nuklir diledakkan maka bangunan dengan radius tertentu dari pusat ledakan akan roboh atau rusak berat.

Situs resmi pemerintah AS mengatakan, siapapun yang mendapat peringatan sebelumnya terkait ledakan nuklir, maka disarankan segera pindah ke ruang bawah tanah atau pusat gedung besar dan tinggal di sana setidaknya selama 24 jam, untuk menghindari paparan radioaktif yang terburuk.

Untuk diketahui, Nagasaki telah merawat lebih dari 10000 orang yang selamat dari ledakan nuklir di tahun 1945, yang kemudian sebagian besar kematian disebabkan oleh kanker leokimia dalam 10 sampai 15 tahun pertama setelah ledakan.

Apakah itu saja, tentu tidak, radioaktif akan memiliki efek lingkungan dan kesehatan yang serius tergantung pada ukuran nuklir yang diledakan.

Kalau itu terjadi di Ukraina yang menghasilkan 10% gandum dunia, radiasi kemungkinan akan jatuh di lahan pertanian, jika radiasi diambil atau diserap oleh tanaman, maka akan menyebabkan masalah jangka panjang, seperti konsentrasi radioaktif yodium.

Misalnya, sapi mengkonsentrasikan yodium dalam susu dan anak-anak yang mengkonsumsinya akan mengkonsentrasikan radiasi tersebut di dalam tiroid, ini kemudian akan menyebabkan kanker tiroid.

Belum lagi abu hasil ledakan nuklir yang disuntikkan ke atmosfer selama perang, itu dapat memiliki efek pendinginan yang serius pada iklim, terutama jika cukup banyak bom yang dijatuhkan meski 1/2 ledakan nuklir mungkin tidak akan memiliki efek Global.

Baru jika ada 100 senjata seukuran yang dijatuhkan di Hiroshima maka akan menurunkan suhu Global seperti yang terjadi di zaman es sekitar tahun 1300 hingga 1850.

Dampaknya jika terjadi hari ini adalah perubahan iklim yang liar dan tiba-tiba. Sebagai perbandingan suhu selama zaman es turun 2 derajat Celcius, penurunan yang lebih besar daripada peningkatan pemanasan yang terlihat sejak awal revolusi industri yang hanya 1 derajat Celcius.

Hawa dingin yang tiba-tiba dapat berdampak pada pertanian terutama kegagalan panen, dan mungkin masih banyak efek lain yang akan terjadi.

Penulis: Dewa Bumi Selatan

Editor : Natasya

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru