Piala KONI Surabaya 2025 Jadi Titik Balik Ju-jitsu, 560 Atlet Adu Teknik Berburu Prestasi

Reporter : rudi
Dewan Penasehat PBJI Kota Surabaya Yona Bagus Widyatmoko dengan Atlet Cilik. (Doc.YeBe)

SURABAYA – Kejuaraan Ju-jitsu Piala KONI Kota Surabaya 2025 menjadi penanda kebangkitan baru cabang olahraga bela diri tersebut. Digelar selama dua hari, Sabtu–Minggu (20–21 Desember 2025) di Graha Hasta Brata Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, ajang ini menyedot antusiasme besar dengan melibatkan sekitar 560 atlet dari berbagai perguruan.

 

Baca juga: Lewat Pagelaran Pusaka Brojo Wahni, Cak YeBe Nilai Keris Bentuk Identitas Peradaban Nusantara 

Kejuaraan yang digagas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Surabaya bersama Pengurus Besar Ju-jitsu Indonesia (PBJI) Kota Surabaya ini mempertandingkan dua nomor utama, yakni fighting dan newaza. Selain menjadi ajang kompetisi, turnamen ini diproyeksikan sebagai ruang strategis penjaringan bibit atlet potensial dari level junior hingga senior.

 

Ketua PBJI Provinsi Jawa Timur, Eko Wahyu Surcahyo, menyebut Piala KONI Surabaya sebagai terobosan progresif yang memberi warna baru bagi kalender olahraga akhir tahun.

“Surabaya membuat gebrakan baru. Piala KONI ini adalah respons dan gerakan revolusioner dari Ketua Umum KONI Kota Surabaya, agar akhir tahun diisi dengan kegiatan yang positif dan produktif. Ini sejalan dengan kebutuhan Surabaya untuk menjaring bibit atlet sejak dini,” ujar Eko.

 

PBJI Jawa Timur, lanjut Eko, memberikan dukungan penuh agar kejuaraan ini tak berhenti sebagai event seremonial, tetapi berkelanjutan dan berdampak pada prestasi.

“Kami sangat mengapresiasi dan mendukung penuh. Ini langkah penting untuk melahirkan atlet-atlet berprestasi ke depan,” tegasnya.

Eko juga menyoroti evaluasi prestasi ju-jitsu Surabaya yang dinilai belum maksimal, meski memiliki sumber daya atlet yang melimpah.

“Surabaya ini gudangnya atlet. Tapi kenapa prestasinya kemarin kurang? Ini harus dievaluasi, apakah dari sistem pembinaan, rekrutmen, atau minimnya jam tanding. Dengan event seperti ini, saya yakin Surabaya akan bangkit,” katanya.

 

Ke depan, PBJI Jawa Timur menargetkan atlet-atlet hasil kejuaraan ini bisa masuk pembinaan Pusat Latihan Daerah (Puslatda), sebagai persiapan menuju PON Beladiri, bahkan membuka peluang menembus PON Olimpik 2028.

“Prestasi lahir dari jam terbang. Atlet harus sering bertanding agar rekam jejaknya terbentuk. Tanpa itu, pengalaman akan minim,” jelas Eko.

 

Untuk kejuaraan ini, PBJI mengusulkan 13 kelas pertandingan, dengan harapan ke depan berkembang hingga 20 medali agar seluruh potensi atlet tertampung dan tidak berpindah ke daerah lain.

Baca juga: Aset Ada, Terobosan Minim: Membaca Nasib Wisata Surabaya di Ujung Tahun 2025

 

Sementara itu, Ketua Panitia Kejuaraan sekaligus Ketua PBJI Kota Surabaya, Tjahja HW, menegaskan bahwa Piala KONI Surabaya 2025 merupakan langkah awal pembenahan serius prestasi ju-jitsu di Kota Pahlawan.

“Kami ingin berbenah. Kami ingin menjaring bibit atlet lalu membinanya secara berkelanjutan. Jawa Timur sudah juara umum PON Beladiri dan punya atlet hingga SEA Games, sementara kontribusi Surabaya ke Puslatda masih minim. Ini yang ingin kami kejar,” ujarnya.

 

Dari total sekitar 560 atlet yang ambil bagian, hari pertama difokuskan pada nomor fighting, sementara hari kedua mempertandingkan newaza dengan sekitar 86 atlet.

“Secara kuantitas ini luar biasa. Tinggal bagaimana ke depan penanganannya disempurnakan agar kualitasnya ikut meningkat,” tegas Tjahja.

 

Dukungan moril dan politik juga datang dari Dewan Penasihat PBJI Kota Surabaya yang juga Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko. Ia menilai kejuaraan ini sebagai momentum penting menyatukan seluruh perguruan ju-jitsu menjelang Porprov Jawa Timur 2027, di mana Surabaya menjadi salah satu tuan rumah.

Baca juga: Alarm Serius Bagi Surabaya, DPRD Tekankan Pencegahan Kriminalitas Anak

“Ini bukan event satu perguruan, tapi multi perguruan. Momentum yang sangat baik agar semua perguruan ju-jitsu di Surabaya bersatu. Karena ke depan kita punya gawe besar, Porprov Jawa Timur 2027,” tutur Yona yang akrab disapa Cak Yebe.

 

Ia menegaskan komitmen DPRD dan Pemerintah Kota Surabaya untuk terus mendorong pembinaan ju-jitsu sebagai salah satu cabang olahraga andalan.

“Kami dorong penuh event-event seperti ini, termasuk Dispora Cup Januari nanti. Ini pemanasan menuju 2027. Targetnya jelas, Surabaya harus bisa,” imbuhnya.

 

Sebagai bentuk motivasi, Cak Yebe juga menyerahkan dukungan dana Rp10 juta untuk para pelatih dan Rp10 juta bagi atlet juara.

“Bukan soal nilainya, tapi semangatnya. Menang kalah itu biasa. Musuh paling berat adalah diri sendiri. Kalau bisa mengalahkan diri sendiri, insya Allah kalian juara sejati,” pungkasnya. (Rda)

Editor : rudi

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru