Libur Nataru Berpotensi Rawan, DPRD Surabaya Serukan Kewaspadaan Tinggi

Reporter : rudi
Ketua Komisi A DPRD Surabaya Yona Bagus Widyatmoko (Doc Rudy)

SURABAYA - Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko mengingatkan masyarakat kota pahlawan untuk meningkatkan kewaspadaan selama libur Natal dan Tahun Baru menyusul potensi cuaca ekstrem berdasarkan informasi BMKG. Dia menyebut pentingnya penguatan peran Satgas Kampung Pancasila sebagai garda terdepan menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan.

 

Baca juga: Bantuan Surabaya Meluncur ke Sumatera, Cak YeBe Apresiasi Kinerja BPBD

“Penguatan kepada masyarakat Kota Surabaya perlu dilakukan melalui Pilar Satgas Kampung Pancasila, khususnya Satgas Keamanan dan Lingkungan, karena libur Nataru berpotensi menghadirkan gangguan keamanan sekaligus dampak anomali cuaca yang dapat memicu hujan deras hingga banjir,” ujar politisi Gerindra yang akrab disapa Cak Yebe ini, Sabtu (6/12/2025).

 

Cak Yebe menyampaikan, peningkatan mobilitas warga selama libur akhir tahun harus diimbangi dengan kesadaran terhadap risiko bencana. Kondisi cuaca yang dinamis menuntut kehati-hatian lebih tinggi dari masyarakat.

 

“Masyarakat perlu memahami bahwa kondisi cuaca saat ini tidak normal, sehingga kehati-hatian harus dikedepankan, terutama di kawasan rawan genangan,tanah longsor, bantaran sungai, dan titik-titik yang berpotensi terdampak banjir,” kata Wakil Ketua DPC Gerindra Surabaya ini. 

 

Cak Yebe juga mengimbau warga Surabaya agar tidak memaksakan diri bepergian ke lokasi yang berisiko tinggi hanya demi merayakan pergantian tahun. Keselamatan warga, menurut dia, harus menjadi prioritas utama.

 

“Sebaiknya warga tidak bepergian untuk merayakan pergantian tahun di tempat-tempat yang berpotensi rawan bencana, karena keselamatan jauh lebih penting bagi kita semua,” tutur Cak Yebe. 

 

Menurut Cak Yebe, kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi membutuhkan partisipasi aktif warga di lingkungan masing-masing. Soliditas kampung dinilainya dapat mempercepat penanganan ketika situasi darurat muncul.

 

“Kekuatan Surabaya ada pada kampungnya, sehingga ketika hujan deras atau potensi banjir muncul, warga bisa saling menjaga, saling mengingatkan, dan bergerak bersama sebelum kondisi memburuk,” kata dia. 

 

Baca juga: Diduga Pegawai Main Slot di Jam Kerja, DPRD Surabaya Desak Pemkot Jangan Ada Toleransi

Cak Yebe juga mengingatkan dampak lanjutan cuaca ekstrem seperti pohon tumbang, gangguan listrik, hingga terganggunya akses jalan dan layanan publik. Antisipasi terhadap risiko-risiko tersebut perlu disiapkan sejak awal.

 

“Antisipasi tidak hanya soal banjir, tetapi juga dampak ikutan seperti pohon tumbang, akses jalan yang terhambat, dan gangguan layanan publik yang bisa terjadi sewaktu-waktu,” ujar Cak Yebe. 

 

Selain itu, Cak Yebe juga mendorong kesiapsiagaan penuh seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang memiliki fungsi kebencanaan dan pengamanan. Menurut dia, Koordinasi lintas OPD menjadi kunci dalam menghadapi situasi darurat selama Nataru.

 

“Kami mendorong Pemkot Surabaya melalui OPD terkait ketanggapdaruratan dan kebencanaan, baik BPBD, Satpol PP, maupun Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, untuk siaga penuh menghadapi potensi cuaca ekstrem selama Nataru,” kata Cak Yebe. 

 

Baca juga: Prostitusi Online Kian Masif, DPRD Surabaya Minta Satpol PP Bentuk Tim Siber

Dia berharap Satgas Kampung Pancasila di tingkat RW dapat aktif melakukan pemantauan dan deteksi dini di lingkungan masing-masing. Respons cepat dan komunikasi yang baik dinilainya dapat meminimalkan dampak ketika terjadi kondisi darurat.

 

“Satgas Kampung Pancasila harus terus memantau kondisi wilayahnya, menyampaikan informasi secara cepat ke warga, dan segera berkoordinasi dengan pemerintah apabila muncul indikasi kedaruratan,” ujar Cak Yebe.

 

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan peningkatan potensi cuaca ekstrem menjelang Natal dan Tahun Baru akibat dinamika atmosfer. Aktivitas Monsoon Asia yang diperkuat anomali Madden Julian Oscillation, gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator meningkatkan peluang hujan lebat di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur.

 

“Kondisi ini berpotensi memicu hujan ekstrem, angin kencang, petir, serta risiko banjir dan tanah longsor serta gangguan aktivitas transportasi,” ujar Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani.(rda) 

Editor : rudi

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru