SURABAYA - Kota Surabaya kini memiliki wadah baru bagi insan pers dan pegiat ekonomi digital dengan hadirnya Rumah Literasi Digital (RLD). Inisiatif ini lahir dari perbincangan santai antara pengembang situs web dan jurnalis media daring, yang sama-sama melihat perlunya ruang kolaborasi di tengah tantangan era digital.
Ketua Rukun Warta, Fatchur Rohman, menyebut RLD hadir untuk mempertemukan idealisme dan pragmatisme di dunia jurnalistik. “Gagasan ini muncul dari keinginan mempertahankan kualitas jurnalistik di tengah arus disrupsi digital,” ujarnya usai acara tasyakuran dan soft launching RLD di Kecamatan Simokerto, Surabaya, Selasa (12/8/2025) malam.
Baca juga: Gelar Pelatihan Optimasi SEO Fotografi, KPU Jatim Gandeng PFI Surabaya
Pria yang akrab disapa Partok di kalangan wartawan Surabaya ini dikenal sebagai pengembang IT yang menangani hampir seratus media online, situs perusahaan, dan platform instansi pemerintahan. Menurutnya, cita-cita RLD sederhana: menjaga semangat idealisme sambil memastikan jurnalis tetap dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.
“Di tengah persaingan ketat, RLD menawarkan solusi yang menghubungkan dua sisi mata uang itu. Kami membuka ruang bagi siapa saja yang ingin berkolaborasi,” tambahnya.
RLD tidak hanya menjadi tempat berbagi pengetahuan jurnalistik, tetapi juga pusat pembelajaran lintas bidang seperti fotografi, penulisan, videografi, pemrograman, hingga optimasi SEO. RLD pun siap bermitra dengan lembaga, perusahaan, atau individu yang ingin mengembangkan kapasitas di ranah digital.
Lurah Sidodadi, Eka Puji Astutie, mengapresiasi kehadiran RLD di wilayahnya. Ia berencana menghubungkan Karang Taruna setempat dengan RLD setelah perayaan 17 Agustus, agar para pemuda dapat belajar langsung bersama pegiat ekonomi digital.
Selain mendukung RLD, Kelurahan Sidodadi di bawah kepemimpinan Eka sejak Maret 2019 terus mengembangkan berbagai program pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat. Perubahan positif terlihat dari kebiasaan warga yang kini langsung mengurus administrasi ke kantor kelurahan atau pusat layanan publik tanpa perantara, dengan proses yang lebih cepat dan responsif.
Di bidang kesehatan lingkungan, Sidodadi berhasil meraih status ODF (bebas buang air besar sembarangan) pada 2021, berkat kolaborasi dengan Wahana Visi Indonesia dan Badan Lingkungan. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sudah terpasang di RW 6 dan RW 1, bahkan hasil olahannya dimanfaatkan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan.
Melalui Gerakan Kampung Pancasila, pihak kelurahan menggelar pelatihan, penilaian kondisi RT, dan kunjungan lapangan untuk memeriksa infrastruktur, mendata kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak, serta memperkuat semangat gotong royong melalui program Kampung Madani dan Siskamling.
Sidodadi juga mengembangkan Desa Literasi di RW 6 sebagai pusat baca dan belajar, membangun kerja sama dengan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM), dan menargetkan pengaktifan kembali Karang Taruna pasca 17 Agustus. Meski ada keterbatasan dan beberapa program tertunda, kelurahan berkomitmen melanjutkan inovasi melalui koordinasi dan pendidikan berkelanjutan.
“Kami akan mempertahankan status ODF, memantau kondisi kelompok rentan, dan terus mendorong partisipasi warga dalam kegiatan sosial serta keamanan lingkungan,” pungkas Eka. (red)
Editor : Fudai