SURABAYA — Menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, fenomena kontroversial tengah mencuat di berbagai daerah: pengibaran bendera bajak laut One Piece, yang menyerupai simbol Jolly Roger dari anime populer Jepang. Fenomena ini rupanya mengusik perhatian wakil rakyat di Surabaya.
Ketua Komisi A DPRD Surabaya, Yona Bagus Widyatmoko, atau yang akrab disapa Cak Yebe, angkat bicara dan meminta Pemkot Surabaya untuk tidak tinggal diam.
Baca juga: Puluhan Tahun Bayar Pajak Diterima, Kini Warga Dituduh Menempati Tanah Aset "KONYOL Bukan"
“Jika ditemukan di Surabaya, Pemkot harus tegas. Jangan sampai Kota Pahlawan ikut-ikutan dan mengganggu kondusifitas,” tegas Cak Yebe, pada warta Artik.id Minggu (03/08)
Menurut politisi Partai Gerindra ini, momen sakral seperti perayaan kemerdekaan seharusnya diisi dengan semangat nasionalisme, bukan justru diwarnai simbol fiksi yang bisa memicu salah tafsir.
Ia menilai, menyandingkan bendera fiksi dengan Merah Putih sebagai simbol kedaulatan bangsa adalah tindakan yang tidak pantas.
Baca juga: BPN Diam, Pemkot Tak Bergeming, Warga Jadi Korban Konflik Tenurial
“Bendera Merah Putih adalah lambang negara yang tak boleh dikompromikan. Tidak elok jika disandingkan dengan simbol apapun, apalagi yang mengandung nuansa perlawanan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Cak Yebe menekankan peran strategis Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) dalam mengantisipasi potensi pelanggaran terhadap simbol-simbol kenegaraan, lebih aktif dalam mengawasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama generasi muda.
“Bakesbangpol harus bergerak cepat jika ada indikasi penyalahgunaan simbol. Edukasi nasionalisme harus terus dikuatkan agar tidak ada ruang bagi interpretasi yang membingungkan,” jelasnya.
Baca juga: Layanan Publik dan Bansos di Surabaya Terancam Kacau Akibat Alamat Fiktif Sorot Cak YeBe
Cak YeBe juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan perayaan kemerdekaan sebagai ajang memperkuat persatuan dan kecintaan terhadap tanah air, bukan arena unjuk simbol dari budaya populer yang tidak memiliki relevansi historis maupun ideologis.
“Perayaan HUT RI seharusnya jadi momen refleksi perjuangan para pahlawan. Jangan sampai ternodai oleh tren yang tidak mencerminkan nilai-nilai kebangsaan,” tutupnya. (Rda)
Editor : rudi