Pidato Prabowo Subianto pada May Day Monas Penuh Emosional “Saya Rela Mati untuk Rakyat”

Reporter : Fudai
Presiden RI Prabowo Subianto pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Monas, Jakarta, 1 Mei 2025. (Foto Suara FSPMI/Edo)

JAKARTA - Puluhan ribu buruh yang memadati Lapangan Silang Monas, menyambut dengan sorak ketika Presiden Prabowo Subianto melangkah ke podium, Kamis (01/05/2025). Suasana pagi yang semula diisi alunan musik Tipe-X berubah menjadi hiruk-pikuk yang penuh harapan.  

Janji Berdarah-Darah  

Baca juga: Prabowo Berkomitmen Hapus Outsourcing, Politikus PDI-P Sebut Perlu Revisi Regulasi

Dengan suara parau khasnya, Prabowo menggelegar "Saya rela, saya siap, saya ikhlas mati untuk bangsa dan rakyat saya!" Kalimat itu menyambar seperti petir di siang bolong, langsung disambut gemuruh tepuk tangan dan pekik dari massa aksi.

"Hidup Prabowo!" teriak mereka.

Presiden ke-8 Indonesia berpidato dengan penuh emosional. Matanya berkaca-kaca ketika menyebut nasib buruh yang masih bergulat dengan PHK sepihak dan upah minim.

"Lihat kekayaan kita! Emas, nikel, sawit... Tapi kenapa masih banyak yang miskin? Karena maling-malingnya terlalu banyak," ujarnya Prabowo.  

Catatan Kecil yang Menggemparkan

Baca juga: Prabowo Berkomitmen Hapus Outsourcing, Politikus PDI-P Sebut Perlu Revisi Regulasi

Momen paling viral terjadi ketika pimpinan serikat buruh menyampaikan tuntutan. Dengan cermat, Prabowo mengeluarkan buku catatan kecil dari saku jasnya, lalu mulai mencatat point-point penting. Beberapa kali ia mengangguk serius. Adegan sederhana itu langsung menjadi sorotan kamera dan viral di media sosial.  

Tuntutan yang Menanti Jawaban    

  • Penghapusan outsourcing yang disebut sebagai "perbudakan modern"  
  • Satgas khusus penanganan PHK sepihak  
  • Revisi UU Ketenagakerjaan yang lebih pro-pekerja  

"Kami percaya Bapak Presiden bisa mewujudkan ini semua," teriak Said Iqbal dari KSPI, disambut yel-yel ribuan buruh.  

Baca juga: May Day 2025, Gaji Minim dan Kontrak Merugikan Membayangi Nasib Pahit Jurnalis

Pesan dari Lapangan  

Jumhur Hidayat dari KSPSI, yang berdiri di samping podium, berbisik kepada awak media "Inilah pertama kalinya dalam sejarah, presiden benar-benar mendengar keluh kesah kami. Bukan sekadar datang lalu pergi," tuturnya.  

Saat matahari mulai tepat di atas kepala, Prabowo menutup pidatonya dengan janji untuk “Tidak akan ada lagi anak Indonesia kelaparan di bawah pemerintahan kita!" Kalimat penutup itu mengudara, dibawa pulang oleh ratusan ribu buruh yang perlahan membubarkan diri dengan satu pertanyaan besar “Akankah kata-kata berapi-api ini menjelma menjadi tindakan nyata”. (red)  

Editor : Fudai

Peristiwa
10 Berita Teratas Pekan Ini
Berita Terbaru