GIANYAR | ARTIK.ID - Momen penuh semangat dan kebersamaan di Jeroan Gianya dengan digelarnya acara Lomba Ngelawar Gen-Z. Acara yang digelar bertepatan dengan Hari Raya Pagerwesi ini bertujuan untuk melibatkan generasi muda dalam melestarikan budaya Bali, khususnya tradisi ngelawar. Yang di laksanakan Pasemetonan trah Ide Dalem Sri Aji Tegal Besung (SDTB) Banjar Lebih Beten Kelod Gianyar.
Ngakan Nyoman Oka Pawitra Irawadi, SH, Ketua Panitia Penyelenggara, dalam wawancara eksklusif menjelaskan latar belakang ide acara tersebut. "Kegiatan hari ini sebenarnya berawal dari keinginan untuk mengajak generasi muda Gen-Z untuk ikut melestarikan salah satu budaya kita di Bali yaitu Ngelawar. Dalam ngelawar itu terdapat nilai-nilai seperti kerjasama, interaksi, dan gotong royong untuk mencapai satu tujuan, yaitu menghasilkan rasa yang nikmat," jelasnya.
Baca juga: Refleksi Ketua Umum HIPMI BPC Gianyar, atas Terpilihnya Sang Ayah sebagai Anggota DPRD Gianyar
Pemilihan hari pelaksanaan pada Hari Pagerwesi juga memiliki alasan tersendiri. "Kami memilih Hari Pagerwesi karena di Bali, setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan, biasanya diawali dengan penampahan yang dilakukan bersama keluarga masing-masing. Nah, momen ini diambil karena di Hari Raya Pagerwesi kita memiliki waktu luang bersama, sehingga cocok untuk dilaksanakan di sini," tambah Oka Pawitra.
Lomba Ngelawar ini diikuti oleh tiga kelompok yang terdiri dari anak-anak dan remaja. Ke depannya, panitia berencana untuk meningkatkan mekanisme lomba baik dari segi peserta maupun kualitas hasilnya. "Untuk penilaian, kami memperhatikan kekompakan dan kerjasama tim mereka untuk menghasilkan hasil yang bagus. Selain itu, dinilai dari segi kebersihan, estetika, dan tentu saja rasa," jelasnya.
Baca juga: Kabupaten Gianyar Raih Peringkat Ketiga di Kejuaraan Bulutangkis Provinsi Bali PBSI 2024
Sebagai bentuk apresiasi, panitia menyediakan hadiah uang pembinaan bagi para pemenang. Juara pertama mendapatkan Rp 500.000, juara kedua Rp 300.000, dan juara ketiga Rp 200.000. "Ini sebagai motivasi bagi mereka untuk menjadi lebih baik ke depannya," tambah Oka Pawitra.
Harapan panitia di masa mendatang adalah agar kegiatan semacam ini dapat terus dilaksanakan dan ditingkatkan. "Pesan kami kepada generasi muda yang dikenal dengan Gen-Z adalah bahwa Bali merupakan benteng budaya, dan yang melaksanakan itu semuanya adalah kita yang ada di desa adat. Jadi, kita berharap ada kesinambungan antara generasi sebelumnya dengan generasi muda untuk tetap menjaga budaya kita, menjaga kearifan lokal kita dalam menjaga adat dan budaya kita," harapnya.
Baca juga: Pro Kontra Pembangunan Kasino di Bali, Pengusaha Muda Bersikukuh, Kekhawatiran Budaya Terkikis
Ia juga menekankan pentingnya generasi muda untuk tetap semangat dan mencintai tradisi, termasuk makanan tradisional. "Di tengah gempuran makanan luar negeri, dengan adanya kegiatan ini, kami berharap generasi muda mau mencintai dan berbuat untuk melestarikan budaya kita," tutupnya.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi dan pelestarian budaya bagi generasi muda Bali. Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, diharapkan tradisi ngelawar dan budaya Bali tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.(*)
Editor : LANI