SURABAYA | ARTIK.ID - Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Ashri Yuanita Haqie, menyoroti minimnya minat Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Surabaya dalam menangani pengadaan barang dan jasa. Hal ini dikarenakan satu orang ASN harus menangani beberapa kontrak tanpa tunjangan tambahan.
"Akhirnya tidak ada yang mau," kata Ashri saat diwawancarai pada Selasa (16/7).
Baca juga: Fraksi PKS : DPRD kota Surabaya Dukung Pengembangan Ekonomi Kreatif untuk masyarakat Surabaya.
Ashri menjelaskan bahwa sistem pengadaan barang dan jasa saat ini memungkinkan satu ASN menangani beberapa kontrak, termasuk kontrak yang dilakukan secara langsung (OS).
Menurut Ashri, kesejahteraan ASN perlu dipertimbangkan terkait dengan hasil kinerja mereka.
Baca juga: Muhammad Syaifuddin, Anggota Komisi A DPRD kota Surabaya, Soroti Peran Penting Perda Ekonomi Kreatif
"Bagaimana kita bisa menuntut hasil maksimal jika kesejahteraan mereka menurun? Mereka merasakan perbedaannya. Dulu satu ASN menangani satu kontrak dengan tunjangan, sekarang tidak ada, seharusnya ada pengurangan pengeluaran yang dialihkan? Ini kemana larinya untuk apa? Tentunya untuk value yang lebih tinggi!!!, sebab kontrak yang ditangani juga beresiko tinggi," ujarnya.
Ashri menambahkan, banyak ASN di berbagai dinas, terutama di Administrasi Perlengkapan (AP), yang enggan menangani pengadaan barang dan jasa karena sistem yang tidak menguntungkan.
Baca juga: Fraksi partai Gerindra DPRD kota Surabaya :Dukung Ekonomi Kreatif tingkatkan daya saing masyarakat.
"Harapannya, paling tidak tunjangan ASN tidak dihapus, jangan sampai kesejahteraan mereka dikurangi. Hal ini dapat berimbas pada hasil kinerja yang berakibat pada masyarakat Kota Surabaya," pungkas Ashri. (diy)
Editor : Fudai