pada kemarau itu
sekor gagak hitam menembus kelabu
bersama daun kering yang gugur
ditelan badai pasir
beribu kali terjebak fatamorgana
oase tak hanya dongeng semesta
waktu berhenti
takdir dejavu
angkasa sepi
daratan hanya batu
ia berputar meninggi luaskan pandangan
suaranya melengking mencari koloni
terhisap masalalu
lalu hinggap pada gundukan tanah bekas bakau yang dulu pantai
matanya pilu menatap hamparan
tempatnya dulu bersarang
kini pasir gersang
ratusan kawan
mengerang curiga
rindu suaramu jantan
rindu dendangmu betina
pekiknya jalang ke segala penjuru
gagak birahi ditelan sepi
sejuta tangis kandas di ujung langit
hingga tak terdengar bumi
di hatinya masih ada hati singa
meski cinta pelan memudar
bila malam ia berteduh di balik batu mencari satu dua ulat dan kutu tanah yang tersisa
Fuday
Simo Pomahan 27 Sep 015
Editor : Fuart